Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Perlu Dilakukan Saat Kram Ketika Lari Maraton

Kompas.com - 06/02/2019, 17:12 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengikuti event maraton biasanya memerlukan persiapan cukup, mulai dari nutrisi hingga latihan. 

Kendati demikian, saat lomba lari, bukan tak mungkin ada kemungkinan buruk seperti kram hingga cedera. 

Lalu, apa yang mesti dilakukan jika tiba-tiba pelari mengalami kram, terutama pada bagian kaki?

"Kalau kram saat berlari, tidak boleh kasih es. Biasanya kan kita lihat sedikit-sedikit semprot atau kasih es, nah itu penanganan yang kurang baik dan benar," ujar mantan fisioterapis Timnas Sepakbola Indonesia, Matias Ibo, Jakarta, Rabu (6/2/2019).

Matias melanjutkan, memberikan es atau menyemprot bisa memperparah kram, karena otot akan kian mengeras atau otot bertambah kejang.

Oleh karena itu, yang perlu dilakukan menurut Matias adalah dynamic stretching, yakni menggerakkan persendian secara repetitif dan bergantian memanjangkan serta memendekkan otot. 

"Bisa berjalan sambil melakukan dynamic stretching. Paling penting ada pergerakan dynamic dalam tubuh," ujar Matias.

Dia melanjutkan, selama 10 - 20 meter lewat penanganan tersebut, seharusnya sudah ada perubahan pada kondisi kram. 

Menurut Matias, jika pelari langsung berhenti total atau berdiri statis, maka akan mempengaruhi kondisinya, seperti heart rate, pernapasan, kondisi tubuh yang kembali jadi dingin. Semua mulai lagi dari awal karena ritme berlarinya hilang.

"Jadi apa pun yang terjadi, harus tetap berjalan. Kecuali kondisinya tak memungkinkan lagi untuk berjalan atau berlari," ujar Matias.

Sementara itu, jika terjadi salah tumpuan saat berlari--terutama bila tidak terjadi pembengkakan dan masih bisa berjalan--maka bisa mencoba lari sepanjang 100-200 meter. Lari tersebut dengan tempo pelan, untuk melihat bagaimana kondisi tersebut. 

"Kalau nyaman oke dilanjutkan, kalau enggak, ya harus berhenti. Harus listen to your body," ujar Matias.

"Jadi kalau nggak memungkinkan (melanjutkan race), harus berhenti. Tenang, masih ada maraton berikutnya."

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com