Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bolehkah Minum Obat Pencahar untuk Menurunkan Berat Badan?

Kompas.com - 25/02/2019, 05:05 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Mengurangi berat badan dapat dilakukan lewat banyak cara, utamanya dengan menerapkan pola makan sehat dan olahraga. Namun, ada juga yang memilih jalan pintas dengan minum obat pencahar.

Banyak asumsi yang mengatakan jika obat ini dapat membuat berat badan berkurang. Namun, amankah jika dilakukan?

Obat pencahar (laksatif) digunakan untuk mengobati sembelit dengan mengencerkan feses dan membantu mendorongnya keluar dari tubuh.

Namun, berdasarkan studi yang diterbitkan pada jurnal Pediatrics menunjukkan bahwa 10,5% wanita usia 23 hingga 25 tahun menggunakan obat ini untuk menurunkan berat badan mereka.

Atas dasar apa obat ini jadi tren untuk mengurangi berat badan? Menurut penelitian, ada beberapa jenis obat sembelit yang bekerja dengan menarik air dari tubuh ke usus.

Ini memungkinkan feses menyerap lebih banyak air supaya feses lebih lancar dikeluarkan. Nah, berkurangnya air dalam tubuh inilah yang menyebabkan berat badan relatif berkurang.

Obat pencahar bikin berat badan berkurang, tapi…

Meski demikian, belum ada satu pun penelitian yang menyetujui penggunaanya untuk mengurangi berat badan. Sebaliknya, periset menegaskan bahwa menurunkan berat badan dengan minum obat pencahar bukan cara yang efektif. Kenapa?

1. Dapat menyebabkan dehidrasi

Fungsinya untuk melunakkan feses yang keras membutuhkan banyak cairan di dalam tubuh. Setelah feses lunak, cairan tersebut akan ikut terbuang.

Jika kamu tidak minum banyak cairan, maka kamu berisiko mengalami dehidrasi. Kondisi ini biasanya ditandai dengan sakit kepala, urine berubah warna dan lebih sedikit keluar, merasa sangat haus, tubuh lemah, kulit kering, dan pusing.

2. Obat pencahar tidak menghilangkan lemak tubuh

Turunnya berat badan menandakan bahwa lemak tubuh berkurang jumlahnya. Ini berbeda dengan efek laksatif yang kamu minum. Meski berat badan menurun, lemak dalam tubuh tetap ada. Hanya kadar air saja yang berkurang.

Berat badan berkurang bukan dari lemak, melainkan dari kadar air. Jadi, berat badan yang turun hanya bersifat sementara. Jika asupan cairan kembali terpenuhi, berat badan akan kembali ke angka semula.

3. Elektrolit dalam tubuh tidak seimbang

Elektrolit adalah zat yang larut dalam air dan berfungsi untuk membantu sel dan jaringan bekerja secara normal. Contoh elektrolit tubuh, antara lain klorida, natrium, kalium, magnesium, kalsium, dan fosfat.

Obat sembelit dapat menyebabkan beberapa elektrolit dalam tubuh hilang sehingga jumlahnya tidak seimbang. Kondisi tersebut dapat menyebabkan kejang, kebingungan, dan koma. Semua kondisi tersebut adalah efek samping berbahaya dari penyalahgunaan obat sembelit.

4. Menyebabkan efek samping berbahaya jika digunakan jangka panjang

Penggunaan obat sembelit untuk mengurangi berat badan memang terbilang praktis. Namun, akan ada banyak efek samping negatif pafa kesehatan tubuh, di antaranya:

  • Kerusakan sistem pencernaan. Fungsi pencernaan dan pankreas bisa terganggu jika obat pencahar terus dikonsumsi ketika sedang tidak sembelit.
  • Kerusakan hati dan ginjal. Sama seperti obat lainnya, jika tidak digunakan cengan tepat, kemungkinan fungsi hati dan ginjal akan jadi menurun. Lama-lama hati dan ginjal akan rusak dan akan lebih sulit diobati.
  • Rhabdomyolysis. Obat pencahar dapat menginduksi rhabdomyolysis, sehingga menyebabkan kerusakan jaringan otot dan pelepasan protein berbahaya ke dalam aliran darah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com