Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Asal Mula Mengapa Denim Kebanyakan Berwarna Biru

Kompas.com - 28/02/2019, 13:41 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Walau saat ini model dan warna celana denim sudah beragam, namun setiap orang sepertinya memiliki satu jins berwarna biru. 

Warna basic ini membuatnya mudah dipadu padan dan tak lekang oleh zaman.

Tak banyak orang tahu bagaimana awal mula celana jins tercipta dan mengapa warnanya identik dengan biru.

Levis Straus adalah orang yang terkenal sebagai pionir jins. Namun dilansir dari Levi Strauss & Co, dia bukanlah penemu dari outfit populer ini.

Ia hanya orang yang mematenkan gaya dengan paku keling agar jins tak mudah robek.

Denim sudah menjadi bahan tradisional untuk pekerja. Jadi, dia hanya menambahkan sentuhan baru pada tren hari ini.

Bahkan, ia menggunakan desain yang sama untuk celana katun coklat yang disebut celana "duck", yang pada akhirnya tidak lagi populer menajdi awal mula terciptanya celana jins.

Celana "Duck" memiliki fitur kantung-kantung kecil yang juga diterapkan pada celana jins hingga saat ini.

Sementara itu, warna biru dipilih untuk denim karena sifat kimia pewarna biru.

Sebagian besar pewarna akan menembus kain dalam suhu panas, membuat warna tetap menempel.

Baca juga: Mengapa Selalu Ada Saku Kecil di Celana Jins?

Pewarna indigo alami yang digunakan pada jins hanya akan menempel di luar benang. Saat denim yang diwarnai indigo dicuci, sebagian kecil warna akan turut menghilang bersama benang.

Akhirnya, celana akan menjadi semakin lembut dan terlihat usang, yang justru membuatnya digemari banyak orang. kelembutan tersebut membuat jins menjadi celana pilihan para pekerja.

Karena permintaan celana jins semakin meningkat, jins warna biru menjadi populer dalam sejarah mode klasik Amerika dan menyebar ke berbagai belahan dunia hingga kini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com