BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Dancow Advanced Excelnutrisi+

Trik Tepat Dukung Pertumbuhan Si Kecil agar Jadi Anak Unggul

Kompas.com - 01/03/2019, 17:59 WIB
Auzi Amazia Domasti,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - “Dek, enggak usah main flying fox ya!”

“Aduh, jangan ke luar rumah waktu hujan dong.”

“Jangan pegang-pegang kucingnya, ya dek!”

Ucapan Jangan, Tidak Boleh, atau Awas, beberapa kali terdengar dari mulut seorang ibu saat melihat anaknya terlalu aktif, bermain ke sana-ke mari. Wajar, namanya seorang ibu, takut jika si kecil yang masih batita terkena kotoran, terluka, dan bisa sakit.

Namun, anak usia di atas satu tahun sebenarnya sudah masuk dalam masa eksplorasi. Ia memiliki rasa ingin tahu yang besar akan berbagai hal di sekelilingnya.

Misalnya, anak tertarik dengan tingkah laku kucing sehingga ia berlari dan memegang kucing. Bisa juga ia penasaran dengan berbagai obyek atau dengan mengecap, sehingga anak suka memasukkan makanan atau benda apa pun ke mulut.

Saat bereksplorasi akan membantu mengembangkan berbagai kemampuan si kecil dalam dirinya, antara lain kemampuan berpikir (kognitif), aktivitas indra tubuhnya (sensorik), dan kemampuan gerak (motorik). Hal-hal ini sangat berkembang pesat dalam periode tumbuh kembangnya, terutama dalam 1.000 hari pertama.

Ilustrasi anak yang sedang bermain.Shutterstock Ilustrasi anak yang sedang bermain.
Dilansir dari extension.illinois.edu , pada usia 1-3 tahun anak memang berada di fase sangat aktif bereksplorasi. Masa-masa ini membuat anak menggunakan keterampilan fisik dan verbal untuk mengksplorasi segala sesuatu di sekitarnya. 

Bagi orangtua, perlu diingat bahwa eksplorasi adalah hal yang normal dan penting dilakukan anak.   

Wajar, kalau anak memang tertarik tentang bagaimana suatu hal bekerja dan tentang bagaimana sesuatu benda dibuat. Kemampuannya berdiri, merangkak, memanjat, dan berlari adalah cara-cara si kecil untuk berinteraksi dengan lingkungannya.

Seiring pertumbuhannya, si kecil pun akan menghabiskan lebih banyak waktu bermain. Ini merupakan cara baginya untuk mengasah kemampuan berpikir, belajar empati, dan bersosialisasi dengan lingkungannya. 

Jadi, anak pun mulai belajar membentuk dirinya agar menjadi individu yang unggul.

Izinkan bereksplorasi

Proses eksplorasi adalah salah satu fase yang membuat anak mengasah keunggulannya dalam hal kecerdasan, keberanian, kepedulian, kepemimpinan, dan kreativitas.

Karenanya, ketika sedang bereksplorasi, orangtua yang terlalu membatasi dengan berkata "tidak" atau "jangan" dapat membuat anak menjadi bingung. Hal ini ditekankan pula oleh pendiri organisasi pendidikan anak The Natural Child Project, Missy Willis. 

Ilustrasi anak yang senang bermain.Shutterstock Ilustrasi anak yang senang bermain.
Dampak dari kata-kata tersebut yakni bisa membatasi rasa ingin tahu anak, karena ia mendapat larangan dari orangtuanya. Padahal, lebih baik jika orangtua memberi si kecil kesempatan mencari tahu, eksplorasi berbagai hal untuk mendukungnya belajar hal baru.

Rasa khawatir berlebihan itu pula yang bisa menjadi salah satu penyebab anak tidak percaya diri. Ketika anak dilarang menyentuh suatu barang misalnya, mereka bisa saja mengasosiasikan obyek itu dengan rasa takut atau ketidaknyamanan.

Khawatir boleh saja, tapi perlu siasat. Ingat kembali eksplorasi penting untuk perkembangan anak. Tugas orangtua adalah membimbingnya.

Menurut Psikolog Adisti F. Soegoto yang dilansir dari dancow.co.id, orangtua perlu menyiasati kekhawatiran melalui komunikasi dengan anak agar ia pun mengerti apa yang baik dan buruk.

“Misalnya, jelaskan, bahwa tidak boleh menendang-nendang barang (karena bisa rusak), atau ingatkan untuk cuci tangan dulu sebelum makan. Selain itu, cukupi asupan nutrisi si kecil, sehingga daya tahan tubuhnya terjaga dan tidak mudah membuatnya sakit,” ujar Adisti.

Karenanya, orangtua sebaiknya tidak terlalu khawatir lagi sewaktu anak sedang bereksplorasi. Dukung si kecil dengan berkata #IyaBoleh pada hal-hal yang memicu rasa ingin tahunya.

Selain mendukung eksplorasi si kecil dengan berkata #IyaBoleh, pastikan juga orangtua melindungi kesehatan anak dengan memberikan asupan makanan bergizi lengkap dan seimbang. Pada usia yang masih dini, perkuat sistem daya tahan di pencernaannya dengan asupan yang mengandung bakteri baik.

Selain asupan makanan yang bergizi, dukung pula dengan susu pertumbuhan yang mengandung vitamin A, C, D; selenium, zat besi, zink, dan Lactobacillus rhamnosus untuk mendukung tumbuh kembang anak yang optimal seperti Dancow Advanced Excelnutri+.

Melalui tubuh yang sehat, bimbingan dan kasih sayang orangtua, si kecil bisa terus bereksplorasi mengembangkan rasa ingin tahunya sekaligus membentuk karakter menjadi pribadi yang unggul. 


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com