Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Andreas Prasadja, RPSGT

Praktisi kesehatan tidur, konsultan utama Snoring & Sleep Disorder Clinic Pondok Indah, serta Snoring & Sleep Disorder Clinic RS Mitra Kemayoran, pendiri @IDTidurSehat , penulis buku Ayo Bangun! anggota American Academy of Sleep Medicine.

Meredam Laju Penuaan dengan Kualitas Tidur

Kompas.com - 03/03/2019, 11:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hari Kesehatan Tidur Dunia 2019 jatuh pada tanggal 15 Maret 2019. Pada hari tersebut, kami pemerhati kesehatan tidur sedunia mengkampanyekan pentingnya kesehatan tidur. Tahun ini, tema yang diambil adalah "Healthy Sleep, Healthy Aging".

Tak ada yang dapat menghentikan proses penuaan. Namun banyak cara untuk meredam lajunya. Tahukah Anda jika tidur adalah cara terbaik untuk meredam proses ini?

Pada saat tidur seluruh tubuh membuang semua zat yang merugikan dan menggantikannya dengan berbagai zat atau hormon yang penting untuk regenerasi tubuh.

Perbaikan sel-sel tubuh terjadi optimal hanya pada saat tidur. Kekurangannya akan langsung berakibat pada menurunnya kemampuan otak, kualitas hidup dan kesehatan.

Pada kesehatan, gangguan tidur secara langsung sebabkan obesitas, hipertensi, diabetes, disfungsi ereksi, deperesi dan meningkatnya resiko kanker. Belum lagi penyakit-penyakit syaraf degeneratif seperti Alzeimher's disease.

Kebutuhan tidur orang dewasa adalah 7-9 jam. Tapi denyut kehidupan modern masih menganggap tidur sebagai kemalasan. Tidak, kesehatan tidur justru langkah cerdas untuk meningkatkan produktivitas.

Kekurangan tidur sudah menjadi masalah publik yang serius. Dimana-mana kita melihat orang mengantuk. Dari angka kecelakaan lalu lintas dan kerja, didapati bahwa penyebab kecelakaan utama adalah akibat kantuk.

Belum lagi penyakit-penyakit tidur yang menyebabkan penderitanya terus mengantuk walau sudah cukup tidur. Sebutlah narkolepsi, sleep apnea atau periodic limb movements in sleep. Banyak penderitanya mengantuk, namun tak paham dengan apa yang terjadi pada dirinya.

Kesadaran akan kesehatan tidur perlu digalakkan.

#stopIndonesiamengantuk
#WorldSleepDay

Dr. Andreas Prasadja, RPSGT

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com