Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/03/2019, 12:36 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Tak sedikit selebriti yang mengganti nama lahirnya menjadi "nama panggung" agar kariernya lebih bersinar atau hidupnya lebih bahagia.

Penyanyi Sarwendah termasuk yang memutuskan untuk mengganti namanya dari nama aslinya Wenda Tan. Istri dari presenter Ruben Onsu ini memutuskan hanya memakai nama yang terdiri dari satu kata demi kesehatannya.

"Sebulan masuk rumah sakit sampai dua kali. Ke mana-mana pakai kursi roda. Pergantian nama ini biar sehat terus, Amin," kata Ruben ketika mengumumkan nama baru istrinya.

Aktris cantik Sophia Inggriani Latjuba juga memilih nama barunya, Sophia Mueller untuk menghormati nenek moyang ibunya.

Di Hollywood, fenomena mengganti nama juga hal biasa. Model Gigi Hadid misalnya. Tak banyak yang tahu nama aslinya adalah Jelena Hadid.

"Ibuku dipanggil Gigi ketika ia kecil. Ketika masuk sekolah, ada anak lain di kelas yang juga bernama Helena dan guru ku bingung. Akhirnya ibuku meminta guru memanggilku dengan nama Gigi," katanya.

Alasan lain yang sering menjadi alasan orang untuk mengganti nama adalah demi kesehatan. Anak yang sering sakit-sakitan biasanya akan menjadi lebih sehat setelah namanya diganti.

Baca juga: Ruben Onsu: Sarwendah Memulai dari Nol Lagi

Nasib berubah

Entah kebetulan atau tidak, tetapi nama baru para selebriti itu memang lebih membawa keberuntungan.

Dijelaskan oleh ahli penyempurnaan nama, Ni Kadek Kristy Hellen Winatasari, S.Psi, M.Ed, nama memang mengandung kekuatan spiritual yang berkaitan erat dengan nasib seseorang.

"Huruf-huruf yang membentuk sebuah nama, secara metafisik memiliki getarannya sendiri," kata wanita yang dipanggil Hellen ini.

Jika ada kekurangan atau kelebihan huruf, yang terjadi adalah nama yang tidak harmonis bagi pemiliknya, ini akan berpengaruh pada emosi, relasi, keharmonisan, kesehatan, dan keuangan si pemilik nama.

Baca juga: Karena Nama adalah Doa

Dalam tradisi Jawa kuno ada istilah “kabotan jeneng” atau keberatan nama. Selain itu ada juga istilah ‘tidak cocok nama’.

"Sebagai contoh, Presiden Joko Widodo (dulu Mulyono) dan Soekarno (dulu Kusno). Masa kecil Mulyono dan Kusno sakit-sakitan kemudian berganti nama," kata Hellen.

Ia menambahkan, dengan memperbaiki struktur nama panggilan saja, sudah akan sangat banyak membantu.

"Ini akan memperbaiki vibrasi pemilik dan mulai menarik energi positif yang akan menunjang kesehatan," imbuhnya.

Jika semua nama yang diyakini sudah harmonis dengan pemilik, maka segala hal termasuk rezeki dan kesehatan mudah saja untuk dimiliki. Tinggal diikuti dengan usaha dan pola hidup yang menunjang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com