Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bingung Saat Lulus Kuliah, Hendry Kini Bawa Clothing-nya Mendunia

Kompas.com - 19/03/2019, 09:18 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah bangunan bertingkat di Jalan Kembar Tengah, Kota Bandung, siang itu tampak sepi.

Dari luar, pagar tertutup rapat. Hanya terlihat satu orang pegawai yang kemudian membukakan pagar.

Memasuki lantai I, ruangan pun tetap terasa sepi. Hanya ada suara 1-2 orang dari bagian belakang bangunan. 

Namun, begitu menginjakkan kaki di lantai II, suasana pun berubah. Terlihat, sejumlah orang sibuk dengan laptop-nya masing-masing.

Sementara, di tengah ruangan itu terlihat sebuah meja besar yang berisi berbagai jenis pola, bahan, maupun pakaian.

Tak jauh dari meja itu, terlihat puluhan koleksi pakaian yang berjejer dan tergantung rapi.

“Itu koleksi yang kemarin dibeli Urban Outfitters,” ujar Owner Pot Meets Pop (PMP), Hendry Sasmitapura kepada Kompas.com, belum lama ini.

Ya, pada pertengahan tahun 2018 lalu, PMP bersama empat merek streetwear lokal lainnya mewakili Indonesia di ajang Agenda Show di Long Beach, Amerika Serikat.

Baca juga: Bekraf Bawa 5 Brand Lokal ke AS, demi Tunjukkan Eksistensi Indonesia

Tiga dari lima brand tersebut -salah satunya PMP, menarik minat Urban Outfitters untuk bekerja sama mengisi koleksi dari jaringan ritel raksasa AS tersebut.

Gerai Urban Outfitters tak hanya tersebar di AS, tapi juga kota-kota besar dunia.

Kebingungan

Perwakilan kelima merek Indonesia di ajang Agenda Show 2018, Long Beach, California, Amerika Serikat, berpose bersama Deputi Pemasaran Bekraf Joshua Simandjuntak (bertopi merah). Co Founder/owner PMP Hendry Sasmitapura berdiri kedua dari kanan (topi hitam). KOMPAS.com/ GLORI K WADRIANTO Perwakilan kelima merek Indonesia di ajang Agenda Show 2018, Long Beach, California, Amerika Serikat, berpose bersama Deputi Pemasaran Bekraf Joshua Simandjuntak (bertopi merah). Co Founder/owner PMP Hendry Sasmitapura berdiri kedua dari kanan (topi hitam).

Hendry lalu menceritakan awal mula berdirinya PMP.

Saat itu, Hendry yang sudah tingkat akhir di Kuala Lumpur Metropolitan Univerity College tengah dilanda kebingungan. 

“Saat mau lulus kuliah, saya bingung, setelah lulus mau ngapain,” ucap dia.

Jika melihat para seniornya, ada dua jalur yang dilakukan setelah lulus. Kalau orangtuanya bekerja, maka mereka akan menjadi pekerja. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com