KOMPAS.com - Sejumlah perempuan berkulit putih dengan pakaian bernuansa hitam duduk berjajar menghadap sebuah meja bertaplak kain batik.
Masing-masing dari mereka terlihat memegang canting dan selembar kain putih kecil.
Perlahan, cucuk (ujung pena pada canting) ditorehkan hingga malam cair di dalamnya membentuk gambar dan pola kecoklatan di atas kain putih tadi.
“Belajar membatik ternyata sangat menyenangkan, batik penuh dengan warna dan keindahan alam persis seperti Indonesia.”
Kalimat itu meluncur dari mulut Adna, salah satu mahasiswa Sekolah Mode KOEFIA di Roma, Italia.
Baca juga: Tips Pakai Batik dengan Gaya Modern
Adna bersama 40an mahasiswa KOEFIA datang ke Kedutaan Besar RI di Roma, Selasa (26/3/2019).
Mereka mendapat kesempatan mempelajari tentang beragam wastra Nusantara, salah satunya batik.
Prosesi membatik yang dilakoni Adna adalah bagian dari demonstrasi membatik Ranty Yustina Dewi, mahasiswi program Master dari Universitas Calabria.
Setelah Ranty menunjukkan tahapan pembuatan batik, para mahasiswa itu pun mendapatkan kesempatan serupa.
“Menakjubkan sekali mempelajari pembuatan batik, cara pemakaian, serta arti yang berbeda dari berbagai motif,” ujar Caterina, salah seorang mahasiswa lainnya.
Acara ini digagas oleh KBRI Roma dalam mempersiapkan mahasiswa KOEFIA yang akan membuat rancangan dengan ragam wastra Nusantara.
Selanjutnya, karya yang terpilih akan ditampilkan pada Rome Fashion Week/Altaroma bulan Juli 2019 mendatang.
Baca juga: Tenun Ikat Sikka, Tenun Pertama yang Dilindungi Kekayaan Intelektualnya
Pada kesempatan ini, Wakil Kepala Perwakilan RI, J.S. George Lantu mempresentasikan beragam wastra Indonesia. Selain batik, ada pula kain tenun, dan ikat.
George menjelaskan sejarah, jenis, arti, dan nilai-nilai penting dari wastra Indonesia.