JAKARTA, KOMPAS.com - Kamu mungkin sering melihat logo huruf A berbentuk tapal kuda yang menempel pada barang-barang bermerek Aigner. Ternyata logo itu memiliki kisah dan makna tersendiri.
Adapun kisah itu tak terpisahkan dari pendiri Aigner, seorang pemuda asal Hungaria (kini kota asalnya menjadi bagian Slovakia), bernama Etienne Aigner.
Aigner lahir tahun 1904, tumbuh di Budapest dan bekerja sebagai penjilid buku sembari bersekolah. Saat Perang Dunia II berakhir, ia pergi ke Paris untuk mengadu nasib.
Rupanya hasil jahitannya dianggap rapi sehingga ia dipercaya membuat barang-barang untuk rumah-rumah mode seperti Dior, Lanvin, dan Balenciaga. Bekerja untuk brand terkenal, mempengaruhi selera Aigner terhadap kualitas barang.
Pada tahun 1950, Aigner pindah ke New York mengikuti saudara-saudaranya, dan mulai membuat barang-barang kulit dengan namanya sendiri. Ini menjadi awal kelahiran merek Etienne Aigner.
Namun "mental" industri fashion di New York saat itu rupanya bertentangan dengan idealismenya. Aigner ingin membuat barang-barang handmade berkelas dengan selera tinggi, sementara industri di New York ingin barang-barang yang diproduksi massal secara murah.
Karenanya ia memulai bisnis sendiri dengan membuat ikat pinggang warna burgundy, dengan alasan warna tersebut adalah satu-satunya bahan yang terjangkau untuknya pada waktu itu.
Ternyata "tangan emas"-nya menghasilkan produk yang dengan cepat dikenal orang, sehingga merek ini menjadi barang terkemuka di berbagai toko di Amerika. Ia pun segera menjadi populer, dan warna burgundy justru menjadi semacam signature-nya.
Lalu mengapa Aigner sering disebut brand dari Jerman?
Rankl membujuk Aigner agar diberi hak memproduksi dan menjual merek Aigner di Eropa. Negosiasi itu berhasil dan lahirlah Etienne Aigner AG yang berpusat di Munich, Jerman.
Aigner Jerman ini berbeda dengan Aigner yang ada di AS, meski keduanya menggunakan nama yang sama.
Aigner Jerman berkiblat pada keindahan dan kemewahan produk-produk Italia. Aigner bahkan membuat beberapa produk tas-nya di Italia, negara yang memang terkenal karena kualitas penyamakan kulitnya.
Logo yang dipakai pun berupa huruf A serupa tapal kuda yang dipilih Etienne Aigner sejak awal.