BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Dancow Advanced Excelnutrisi+

Tiga Faktor Penting untuk Dukung Perkembangan Si Kecil di Usia Emas

Kompas.com - 08/04/2019, 10:30 WIB
Anissa DW,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Usia Kenzie memang baru 3 tahun, tapi dia sudah berani meluncur di perosotan sendiri tanpa bantuan orang dewasa. Tak hanya itu, Kenzie juga tidak ragu mencoba berbagai permainan lain yang dia temui di playground.

Sang ibu Rani (28), memang tidak pernah melarang Kenzie untuk bermain dan mencoba hal-hal baru. Biasanya, dia hanya menemani dan mengawasi ketika anaknya bermain di playground.

Rani bukannya tidak mengkhawatirkan keselamatan anaknya, tapi dia paham bahwa anak-anak seusia Kenzie sedang berada di periode ‘golden age’ atau usia emas. Masa di mana otak anak berkembang sangat cepat.

Masa tersebut pun menjadi waktu yang tepat untuk mengembangkan karakter positif anak agar menjadi anak yang unggul. Psikolog Ratih Ibrahim mengatakan, setidaknya anak yang unggul memiliki lima karakter positif, yakni berani, cerdas, kreatif, peduli, dan berbakat pemimpin.

Tentunya, karakter positif tersebut tidak muncul dengan sendirinya di diri anak. Menurut Ratih yang dilansir dari laman dancow.co.id, sebagai orangtua ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan untuk mendukung perkembangan karakter anak.

Kasih sayang orangtua

Kasih sayang orangtua diperlukan untuk membantu membentuk karakter positif anak. Untuk itu, orangtua disarankan lebih sering meluangkan waktu demi mendukung eksplorasi anak dengan lebih banyak mengatakan ‘iya boleh’.

Ilustrasi anak bermain dengan orangtuaSHUTTERSTOCK Ilustrasi anak bermain dengan orangtua

“Jika para orangtua mendorong si kecil untuk bereksplorasi secara tepat, sesuai dengan usia dan tahap perkembangannya, tentu ini akan membantu Si Kecil untuk mengembangkan lima potensi karakter penting, yaitu berani, cerdas, kreatif, peduli, dan pemimpin,” terang Ratih.

Asupan nutrisi

Pastikan anak mendapatkan asupan nutrisi cukup. Sebab, nutrisi yang cukup penting untuk membantu melindungi anak saat bereksplorasi.

Menurut pakar nutrisi Saptawati Bardosono, ketika anak bereksplorasi ada banyak tantangan penyakit yang bisa mengganggu. Tercatat, sebanyak 41,9 persen anak Indonesia masih sering terkena infeksi saluran pernapasan dan 12,2 persen anak masih sering terkena diare.

“Di samping itu, anak yang lebih sering bermain di luar rumah memiliki risiko terkena penyakit 2-3 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang hanya beraktivitas di rumah,” jelasnya.

Stimulasi

Adapun menurut pakar tumbuh kembang anak Soedjatmiko, stimulasi yang disesuaikan dengan usia anak dapat mendukung tumbuh kembangnya secara optimal, terutama di 1.000 hari pertama kehidupannya.

Karena, di masa ini perkembangan otak dan pertumbuhan fisik berlangsung begitu pesat. Eksplorasi menjadi salah satu bentuk stimulasi yang dapat dilakukan guna mendukung tumbuh kembang lima karakter positif anak unggul.

Ilustrasi anak bermain di tamanSHUTTERSTOCK Ilustrasi anak bermain di taman

Untuk semakin mendukung eksplorasi si kecil dan mengembangkan potensi mereka, Dancow yang didukung oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), serta dokter spesialis anak, ahli nutrisi dan psikolog dari Dancow Parenting Center, meluncurkan modul ‘Iya Boleh untuk Anak Unggul Indonesia’.

Menurut Brand Manager Dancow Advanced Excelnutri+ Lydia Sahertian, modul itu diluncurkan guna melanjutkan gerakan ‘1 Juta Iya Boleh’ dan menjangkau lebih banyak lagi orangtua di seluruh Indonesia serta memberi dampak positif bagi sebanyak mungkin anak Indonesia.

Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak Atas Kesehatan dan Kesejahteraan KPPPA RI Hendra Jamal menuturkan, orangtua adalah pihak yang bertanggung jawab terhadap pembentukan karakter generasi mendatang.

“Untuk itu, kami menyambut baik inisiatif pembuatan modul ‘Iya Boleh untuk Anak Unggul Indonesia’ sebagai panduan pengasuhan si Kecil yang dilengkapi dengan tips-tips yang bisa dilakukan orang tua setiap harinya,” terang Hendra.

Lebih lanjut, Lydia berharap, modul tersebut dapat membantu orang tua dalam mengasuh anak, memenuhi nutrisinya, serta memberikan teladan perilaku positif.

“Orangtua diharapkan pula semakin sering mengatakan ‘Iya Boleh’ untuk mendukung eskplorasi dan keingintahuan si Kecil yang akan membuatnya terus belajar dan tumbuh berkembang menjadi Anak Unggul Indonesia,” ucap dia.

Tak hanya itu, modul ini pun diharapkan untuk turut berperan penting dalam mempersiapkan Generasi Emas 2045. Diperkirakan dalam periode tahun 2020-2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi di mana 70 persen penduduk Indonesia berusia produktif (15-64 tahun).


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com