BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Nestum

Manfaat Sarapan Bernutrisi untuk Tubuh dan Otak

Kompas.com - 08/04/2019, 10:55 WIB
Auzi Amazia Domasti,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perjalanan Arief (28) ke kantor barunya memakan waktu satu setengah jam. Sudah beberapa hari ia berangkat terburu-buru, hingga mengabaikan sarapan demi mengejar transportasi umum.

Kadang ia hanya makan sepotong buah atau melahap roti sekadar untuk mengganjal perut. Bahkan ia pernah pula melewatkan sarapan. Dalam perjalanan, sebenarnya Arief kerap merasa tak bertenaga. 

Ketika sudah di kantor ia jadi merasa lapar sampai kesulitan konsentrasi. Bila kebiasaan ini dibiarkan, produktivitas harian Arief rasanya bisa menurun. 

Apakah Anda salah satu orang yang seperti Arief, abai dengan sarapan?

Sarapan merupakan aktivitas krusial agar awal hari dapat dilalui dengan semangat dan konsentrasi cukup. 

Asupan makanan waktu sarapan penting tak hanya untuk energi fisik badan Anda, melainkan juga untuk otak. Setelah tidak memiliki asupan dari malam hari, otak perlu energi dari kalori makanan sarapan.

Memang, apa akibatnya jika melewatkan sarapan? Dilansir dari bbc.com, Rabu (28/11/18), risikonya berkaitan dengan adanya 27 persen kenaikan penyakit jantung, 21 persen terkena risiko diabetes tipe untuk laki-laki  dan 20 persen risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe dua untuk perempuan.

Dukung kinerja organ dan metabolisme

Manfaat konsumsi makanan saat sarapan juga ada dari sisi fisiologis dan psikologis. 

Ahli gizi Rita Ramayulis mengatakan, pengolahan makanan waktu sarapan berkaitan dengan keterampilan dankemampuan koordinasi pergerakan motorik kasar di sekitar mulut yang menstimulasi organ pencernaan dan  organ-organ lain. 

Ilustrasi sarapan bergizi.Shutterstock. Ilustrasi sarapan bergizi.
“Salah satunya mendukung jantung dalam bertugas memompa darah karena meningkatnya peredaran darah akan membuat distribusi oksigen dan zat-zat gizi menjadi lebih baik. Dengan demikian kerja otak dan otot akan lebih baik,” jelas Rita.

Rita pun menambahkan, proses pelumatan makanan bisa menurunkan hormon Grealin, yaitu hormon yang berperan menstimulasi nafsu makan dan meningkatkan hormon Cholecytokinin yang mampu menurunkan nafsu makan.

Pengaruhi kemampuan kognitif

Walau Anda mengerti kalau sarapan adalah aktivitas yang penting, jangan pula asal makan apapun. 

Kombinasi sarapan yang baik untuk otak terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak. Nutrisi tersebut berpengaruh pada daya ingat dan konsentrasi.

Maka dari itu, pilihlah makanan yang memiliki karbohidrat kompleks karena peningkatan glukosa dari aliran darah yang menuju otak mampu menguatkan memori. Karbohidrat kompleks itu, misalnya, gandum, dan oat.

Kombinasi sarapan dengan asupan yang tinggi protein juga efektif untuk menahan rasa lapar dan konsumsi makanan nantinya. 

Ilustrasi sarapan.Shutterstock Ilustrasi sarapan.
Supaya mendapat nutrisi sekaligus rasa kenyang yang lebih lama, Rita menyarankan agar pilih menu sarapan yang bijak. Misalnya, terdiri dari kandungan multigrain, serat, vitamin, dan mineral.

Sarapan yang praktis yang bergizi bisa dicoba pula dengan bubur sereal yang mengandung grainsmarta, yaitu perpaduan tiga jenis biji-bijian, seperti gandum utuh, beras, dan jagung.

Salah satu bubur sereal seperti Nestum, contohnya, memiliki kandungan itu. Kreasi bubur sereal sebagai makanan sarapan juga bisa dicoba agar sarapan lebih bervariasi dan lezat.

Seharusnya, tak ada lagi alasan untuk abai dengan sarapan mengingat banyak manfaatnya. Pilihan sarapan yang tepat dan praktis tentu jadi dukung produktivitas harian Anda.

Baca tentang


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com