Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/04/2019, 09:52 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber DMarge

 

KOMPAS.com - Bagi pria, memiliki jenggot atau rambut di wajah dapat menunjang rasa percaya diri sekaligus menonjolkan sisi maskulin.

Sayangnya, hasil riset terbaru membawa kabar buruk bagi para pria dengan rambut di wajah.

Riset yang dilakukan oleh Profesor Gutzeit dari Klinik Hirslanden, Swiss, menemukan jenggot membawa lebih banyak kuman daripada bulu anjing. 

Menurutnya, jumlah bakteri secara signifikan lebih tinggi dalam spesimen yang diambil dari rambut wajah pria daripada bulu anjing.

Riset awalnya bertujuan untuk menentukan apakah penyakit yang ditularkan anjing juga dapat ditularkan oleh manusia melalui pemindai MRI yang digunakan oleh dokter hewan dalam pemeriksaan.

Penguji menganalisis sampel dari 18 jenggot pria dan 30 leher anjing, serta membandingkan hasil keduanya.

Sampel diambil dengan "swab" atau semacam kain yang diusapkan ke area rambut wajah dan leher anjing subjek penelitian.

Kelompok fokus riset terdiri dari pria berjanggut berusia antara 18 hingga 76 tahun, dan didapati semuanya memiliki mikroba tinggi di rambut wajah mereka.

Baca juga: Ingin Jenggot Seperti Jason Momoa? Simak Tips Berikut

Hasil ini sangat kotras dengan anjing yang diuji, dimana 23 dari 30 anjing memiliki jumlah mikroba tinggi dan sisanya hanya mengandung mikroba dalam jumlah sedang,

Kabar buruknya lagi, peneliti juga menemukan separuh rambut wajah pria mengandung serangga yang dapat memengaruhi kesehatan manusia.

"Berdasarkan temuan ini, anjing dapat dianggap lebih bersih dibandingkan dengan pria dengan rambut wajah," ucap Dr. Gutzeit.

Meski bukti ilmiah telah dipaparkan, masih banyak pria yang tidak mempedulikan kebersihan rambut di wajahnya.

Keith Flett, pendiri Beard Liberation Front, kelompok pendukung janggut dan menentang diskriminasi pogonophobia, mengatakan ada keraguan yang masuk akal tentang keabsahan penelitian terbaru ini.

Menurutnya, mikroba yang terdapat dalam sampel bisa saja berasal atau juga tercampur dari mikroba yang ada di tangan pengambil sampel.

“Saya tidak percaya jenggot tidak higienis. Tampaknya ada semacam cerita negatif turun menurun yang membuat lebih banyak pogonophobia," ucapnya.

Halaman:
Sumber DMarge
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com