KOMPAS.com - Roti tawar yang paling banyak ditemukan di Indonesia memang roti putih. Roti jenis ini tergolong dalam karbohidrat sederhana sehingga sering dianggap tidak sehat dibanding dengan roti gandum utuh (whole grains).
Pendapat berbeda disampaikan ahli nutrisi Graeme Tomlinson. Menurut dia, tidak perlu menjauhi roti putih ketika sedang diet.
Dari segi energi, kata Tomlinson, tidak ada perbedaan antara roti tawar putih atau atau roti gandum.
Roti gandum memang mengandung lebih bayak serat yang membuat kita kenyang lebih lama.
Namun, roti putih tidak perlu ditakuti karena yang berbahaya adalah pendamping roti, seperti selai manis, jelly, atau pun mentega. Bahan tambahan itulah yang menambahkan kalori ekstra dalam roti yang akan dikonsumsi.
Lewat akun Instagramnya, Tomlinson mengilustrasikan hal ini dengan dua buah roti, baik roti tawar putih atau gandum, yang sama-sama memiliki berat 40 gram.
Baca juga: Trik Menyimpan Roti Agar Lebih Awet
Kedua roti tersebut ditambah dengan 30 gram selai kacang dan 20 gram selai buah. Roti yang awalnya hanya mengandung 95 kalori kini berlipat ganda menjadi 330 kalori.
"Konsekuensinya, perdebatan akan berubah bukan tentang konsumsi roti tawar putih atau gandum lagi," kata Tomlinson.
Sebagai contoh lain ia menjelaskan, menambahkan 10 gram butter ke sepotong roti akan menyebabkan kandungan kalori roti bertambah dari 95 kal menjadi 180 kal.
Jadi, semua ini bukan tentang jenis roti yang kita pilih.
"Meskipun tampaknya tidak signifikan, mentega menjadi faktor yang hampir menggandakan nilai kalori dari roti yang kita konsumsi," ucapnya.
Baca juga: Bakar Kalori dan Bentuk Otot dengan Berenang
Jadi, tak masalah jika kita mengonsumsi roti tanpa tambahan bahan apapun.
Menurut Tomlinson, selai kacang membuat kalori naik dalam roti, baik roti tawar putih atau gandum karena kalori dari selai lebih padat dari kalori dalam roti itu sendiri.
Menurutnya, model variabel kalori ini adalah hal yang harus kita terapkan untuk berbagai jenis diet.
Pemahaman ini seharusnya membantu orang menghindari mitos keliru seputar bahan makanan yang dapat digunakan sebagai sumber energi.