Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/04/2019, 12:30 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada setiap kompetisi pasti ada yang menang dan kalah. Tak terkecuali pesta demorasi pemilihan umum. Setiap pihak seharusnya lapang dada menerima hasilnya.

Namun, faktanya banyak orang kemudian mengalami stres, depresi dan gangguan psikologis lainnya karena kalah pada pemilu.

Fenomena tersebut rupanya karena orang tersebut tak siap menerima kekalahan.

"Setiap harapan yang terlalu tinggi dan tidak diimbangi mental kuat untuk menerima kenyataan, ujungnya kekecewaan yang membuat seseorang mengalami stres bahkan depresi."

Hal itu diungkapkan oleh Psikolog klinis Meity Arianty., STP., M.Ps melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Senin (22/4/2019).

Gangguan psikologis yang dialami bisa ringan maupun berat bbergantung pada daya tahan setiap orang dalam menanggung beban.

Meity menambahkan, ketika orang tersebut merasa kekalahannya membawa masalah yang sangat mengganggu dirinya, maka gangguan yang dialami bisa saja tergolong berat. Gangguan itu kemudian bisa hadir secara fisik maupun psikologis.

Kecewa dan kesal adalah reaksi wajar jika seseorang kalah. Namun, kekesalan tersebut idealnya tidak berkepanjangan sehingga membuat orang tidak mau menerima kenyataan.

"Kalau tidak mau menerima kenyataan, ini yang membuat seseorang mengalami stres bahkan depresi," tuturnya.

Belajar legawa

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam menghadapi kekalahan. Pertama, kata Meity, adalah proses kesadaran. Kita harus menyadari dan menerima kekalahan tersebut sehingga kondisi apapun bisa dilalui dengan baik.

Kesal adalah reaksi yang wajar. Ketika perasaan itu hadir, cobalah untuk tenang sesaat dan mencoba menerima apa yang terjadi.

"Tidak usah melakukan hal lain karena menurut saya, tidak butuh apa-apa selain tenang dan diam sejenak untuk menerima kondisi dan keadaan yang terjadi," kata Meity.

Peran keluarga dan kerabat dekat juga menjadi penting. Mereka yang gagal membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekatnya agar tidak menyikapi kekalahan secara berlebihan.

"Saya yakin ini akan membantunya untuk dapat berpikir lebih sehat, sehingga ia tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com