BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Bank Mandiri

Mengenal "Sport Tourism" yang Semakin Populer…

Kompas.com - 15/05/2019, 18:19 WIB
Auzi Amazia Domasti,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada sensasi berbeda dengan mengikuti euforia olahraga dalam acara sport tourism.

Olahraga yang mengkombinasikan dengan wisata atau sport tourism ini ternyata kian menarik minat banyak orang.

Salah satunya seperti Mandiri Jogja Marathon 2019. Faktanya, sebanyak 80 persen peserta bahkan berasal dari luar Jogja!

Pada dasarnya, sport tourism merupakan acara yang mengkombinasikan olahraga sekaligus bertujuan mempromosikan pariwisata suatu daerah.

Melalui keberadaan acara olahraga yang besar, harapannya daerah wisata yang dilalui semakin populer. Selain itu, komunitas-komunitas di daerah bersangkutan juga bisa turut menggerakkan perekonomian wilayah sekitarnya.

Sebagai informasi, dilansir dari kontan.co.id pada Senin (19/11/18), terdapat dua jenis sport tourism.

Pertama, ada hard sport tourism, yaitu acara perlombaan olahraga yang diselenggarakan bersifat regular. Contohnya, Asian Games, Olimpiade, World Cup, dan Sea games.

Kedua, ada soft sport tourism sebagai parisiwata olahraga yang berkaitan dengan unsur gaya hidup seperti lari, bersepeda, dan hiking.

Ada juga yang masuk jenis bahari seperti diving, surfing, dan rafting.

Nah, pada soft sport tourism, tidak wajib hanya atlet yang mengikuti acara tersebut. Semua masyrakat bisa ikut.

Indonesia dan sport tourism

Sudah ada beberapa sport tourism yang popular diselenggarakan di Indonesia dan terkenal di kancah internasional.

Penariknya yakni alam Indonesia yang bervariasi dan menarik untuk ditelusuri, mulai dari laut, sawah, sungai, hingga wilayah pegunungan.

Beberapa sport tourism Indonesia yang cukup populer misalnya, Tour de Flores, Tour de Singkarak, dan Tour de Ijen.

Dilansir dari swa.co.id, Jumat (10/8/18), perkembangan sport tourism di Indonesia juga menjadi sektor dengan pertembuhan tercepat, yaitu 6 persen per tahun atau sekitar 600 miliar dollar AS per tahun.

Berdasarkan data United Nation World Tourism Organization (UNWTO) di 2015, tercatat juga sport tourism mengambil porsi 25 persen dari penerimaan industri perjalanan dan pariwisata.

Ajang marathon yang populer

Acara sport tourism yang kian populer juga, misalnya ajang marathon. Salah satu marathon yang baru saja berlangsung contohnya yaitu Mandiri Jogja Marathon 2019.

Pada hari H, 28 April 2019, sebanyak lebih dari 7.500 peserta memulai start lari di Candi Prambanan. Sebanyak lebih dari 85 persen peserta bahkan berasal dari luar Yogyakarta.

Vice President Corporate Communications Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan, antusiasme Jogja Marathon dapat dilihat dari animo masyarakat yang besar itu.

“Animo pecinta olahraga lari terhadap event ini sungguh luar biasa. Untuk itu, kami akan terus berusaha untuk memperbaiki kualitas penyelenggaraan agar ajang yang menggabungkan olahraga dan pariwisata ini dapat berjalan dengan baik,” ujar Rudi.

Kemudian, pelari asal Kenya Stephen Munghatia Mugambi berhasil keluar sebagai juara dengan catatan waktu tercepat. Dalam 2 jam 25 menit 48 detik ia berhasil menyelesaikan rute untukkategori full marathon putra.

Selain Mandiri Jogja Marathon, masih ada berbagai event sport tourism yang akan digelar di Indonesia seperti yang tercatat pada Calender of Event 2019 yang dirilis oleh Kemenpar.

Pada 7 sampai 9 Juni 2019 mendatang ada Bintan Triathlon di Kepulauan Riau. Selanjutnya, 27 Oktober 2019, akan ada Jakarta Marathon di DKI Jakarta.

Kembali lagi ke sekitar daerah Yogyakarta, pada 17 November 2019 akan hadir Borobudur Marathon di Jawa Tengah.

Borobudur Marathon merupakan termasuk acara sport tourism terbesar yang sudah diselenggarakan sejak tahun 2012 dan diikuti oleh lebih dari 10.000 peserta.

Baca tentang

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com