Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral soal Ilusi Optik Bola-bola Coklat Terlihat Beda Warna, Ini Penjelasan Dokter Mata

Kompas.com - 18/06/2019, 17:55 WIB
Retia Kartika Dewi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang memperlihatkan mengenai ilusi optik menjadi viral di media sosial pada Minggu (16/6/2019). Apalagi, unggahan itu disertai narasi bahwa yang faktanya sama bisa terlihat berbeda dan pentingnya menghargai perbedaan.

Unggahan itu menampilkan gambar sejumlah bola yang sepintas terlihat berwarna merah, ungu, dan hijau ditempatkan secara acak dan terpotong oleh garis berwarna merah, biru, dan hijau.

Meski terlihat berbeda warna, namun faktanya bola-bola itu semuanya berwarna coklat. Warna ini baru terlihat setelah gambar diperbesar.

Awalnya, unggahan itu di-post oleh pengguna Twitter bernama Bruno'sMom, @SinthaS5. Ia menuliskan bahwa sebenarnya bola-bola tersebut berwarna cokelat, jika warganet memperbesar (zoom) pada gambar tersebut.

Beberapa warganet pun mengaku bahwa bola-bola tersebut memang berwarna cokelat.

"Ehh busyett bener cokelat," tulis akun @faisal_R01.

"Iya kok bisa ya..," tulis akun @sunartoadhie32.

"Iya betul. Koq bisa ya?," tulis akun @kopi_hit.

Baca juga: Pahamilah, Cara Terbaik Atasi Masalah di Area Mata

Menanggapi hal itu, spesialis mata bidang retina di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung, dr Grimaldi Ihsan, SpM mengungkapkan bahwa perubahan warna itu dinamakan fenomena afterimage.

"Singkatnya, fenomena afterimage merupakan salah satu ilusi optik di mana saat kita lihat suatu gambar dengan warna tertentu dengan fokus dan sebagian bayangannya masih tersisa pada saat mata berubah fokus terhadap gambar lain," ujar dr Grimaldi saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (18/6/2019).

Menurut dia, karena perubahan fokus yang dilihat inilah yang menyebabkan gambar seolah-olah berubah warna atau bergerak.

Meski menimbulkan ilusi pada penglihatan, fenomena afterimage ini tidak bisa diterapkan untuk tes buta warna. Jadi, ilusi optik ini bukan disebabkan karena buta warna orang yang melihatnya atau dilakukan dalam tes buta warna.

"Setahu saya tidak. Untuk menentukan tes buta warna ada pemeriksaan lainnya, seperti Ishihara dan Farnsworth," ujar dr Grimaldi.

Dr Grimaldi menjelaskan bahwa pengecekan buta warna dilakukan dengan metode Ishihara, yaitu angka tertentu yang terdapat dalam bulatan penuh warna.

Selain itu bisa juga dengan screening cepat persepsi warna. Namun, penyandang buta warna tidak bisa mengklasifikasikan jenis kelainan persepsi warnanya.

"Untuk klasifikasi kelainan persepsi warna yang lebih detail bisa dengan pemeriksaan Farnsworth," ujar dr Grimaldi.

Sementara, untuk pengecekan buta warna dengan metode Farnsworth dilakukan dengan menyusun urutan kotak berwarna berdasarkan saturasi warnanya, sehingga bisa diketahui jenis kelainan persepsi warnanya.

Dr Grimaldi mengungkapkan bahwa fenomena afterimage tidak menimbulkan efek samping apa pun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com