Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara "Underwear", Kim Kardashian Dituduh Lecehkan Budaya Jepang

Kompas.com - 27/06/2019, 12:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kim Kardashian West kembali dituduh melakukan perampasan budaya usai mengumumkan produk shapewear terbarunya yang diberi nama "Kimoni Intimates".

Pada Selasa (25/6/2019), bintang reality show itu mengunggah foto koleksi shapewear terbarunya di Twitter dan Instagram.

Unggahan itu menunjukkan serangkaian underwear untuk membentuk tubuh dengan variasi warna nude yang disesuaikan dengan tone kulit.

Banyak orang mengecam ibu empat anak itu karena mengadopsi istilah yang memiliki makna kuat dalam budaya Jepang.

Namun, banyak juga yang mengira istilah "kimono" digunakan dalam produk itu sebagai modifikasi dari namanya.

"Kenapa disebut kimono kalau itu gaya pakaian yang sama sekali berbeda?"

"Aku mengerti kamu memasukkan namamu tetapi kimono adalah nama jubah tradisional Jepang," protes seorang netizen.

Beberapa orang pun merasa geram dengan nama koleksi tersebut dan menganggap pemilik brand  "KKW Beauty" itu tidak memiliki pengetahuan yang memadai.

Baca juga: Bentuk Tubuh Kim Kardashian Dianggap Tak Realistis

 

"Tolong hormati budaya Jepang. Kata Kimono seharusnya tidak menjadi sesuatu yang bisa dimanfaatkan oleh satu perusahaan dan mengambil untung dari perampasan budaya," ungkap warganet lainnya.

Sebagian besar dari mereka menilai penamaan produk shapewear itu membingungkan karena sama sekali tak menyerupai pakaian kimono khas Jepang.

Bahkan, mereka menganggap Kim Kadarshian tak menghargai budaya Jepang.

Tahun lalu istri Kanye West ini mengajukan merek dangan dengan nama "Kimono Intimates".

Kimono pada awalnya dipakai oleh masyarakat kelas bawah Jepang dan sebagai pakaian dalam untuk kaum aristokrat.

Baca juga: Melirik Arloji Unik Kanye West dan Virgil Abloh

Pada abad XVI, kimono telah menjadi pakaian yang banyak dipakai untuk semua kelas.

Kimono adalah pakaian panjang, longgar dan lengan lebar yang diikat di tengahnya dengan sabuk yang disebut "obi".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com