Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali, Alasan di Balik Perkawinan Sedarah dan Risikonya...

Kompas.com - 02/07/2019, 18:28 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Baru-baru ini media dihebohkan oleh perkawinan inses (sedarah) yang terjadi di Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Seorang pria, AM (32) diduga berselingkuh dan melakukan perkawinan sedarah dengan adik kandungnya sendiri.

Baca juga: Adik Kandung Hamil, Alasan Pria Ini Menikahinya

Memiliki hubungan seksual dengan keluarga dekat memang dianggap hal yang tabu dan melanggar norma oleh masyarakat.

Inses dipandang sebagai masalah kemanusiaan karena praktik ini membuka kesempatan yang lebih besar bagi keturunannya untuk menerima alel resesif merusak yang dinyatakan secara fenotip.

Fenotip adalah deskripsi karakteristik fisik yang sebenarnya, termasuk karakteristik yang tampak sepele.

Misalnya tinggi badan dan warna mata, juga kesehatan tubuh secara keseluruhan, riwayat penyakit, perilaku, serta watak, dan sifat umum manusia.

Intinya, seorang keturunan dari perkawinan sedarah akan memiliki keragaman genetik yang sangat minim dalam DNA-nya karena DNA turunan dari ayah dan ibunya mirip.

Baca juga: Tren Kecantikan Terkini, Uji DNA Kulit

Nah, kurangnya variasi dalam DNA dapat berdampak buruk bagi kesehatan, termasuk peluang mendapatkan penyakit genetik langka — albinisme, fibrosis sistik, hemofilia, dan sebagainya

Efek lain dari perkawinan sedarah adalah peningkatan infertilitas (pada orangtua dan keturunannya), cacat lahir seperti asimetri wajah, bibir sumbing, atau kekerdilan tubuh saat dewasa.

Juga ada risiko gangguan jantung, beberapa tipe kanker, berat badan lahir rendah, tingkat pertumbuhan lambat, dan kematian neonatal.

Satu studi menemukan, 40 persen anak hasil hubungan sedarah antara dua individu tingkat pertama (keluarga inti) lahir dengan kelainan autosomal resesif, malformasi fisik bawaan, atau defisit intelektual yang parah.

Namun toh, dengan besarnya risiko hubungan sedarah, masih ada orang yang tetap jatuh cinta kepada keluarga dekat.

Baca juga: Jangan Keliru Memaknai Perasaan, Ini Beda Jatuh Cinta dan Tergila-gila

Lantas, mengapa ada orang yang bisa mencintai saudara sendiri?

Hubungan sedarah atau dalam istilah psikologi disebut daya tarik seksual genetis ini sebagian besar terjadi ketika anggota keluarga bertemu pertama kalinya sebagai orang dewasa dan tertarik satu sama lain.

Misalnya, seorang ayah yang belum pernah bertemu putrinya mungkin menemukan dirinya secara fisik tertarik padanya sebagai orang dewasa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com