KOMPAS.com - Melebihi fungsinya sebagai alas kaki yang nyaman, sneakers telah menjelma menjadi elemen utama dalam berbusana. Bahkan, banyak orang yang menjadikannya sebagai "investasi".
Sepatu sneaker memang tak pernah lekang oleh zaman. Dalam beberapa tahun terakhir, popularitas sepatu kasual ini bahkan terus menanjak hingga ada yang harganya berkali-kali lipat dari sepatu rancangan desainer.
Bicara harga, rentang harga sneaker memang sangat luas. Ada yang mulai dari puluhan ribu, tapi banyak juga yang mencapai puluhan juta untuk sepatu bersol karet ini.
Sneakers-sneakers tersebut memiliki kekuatan branding yang sukses hingga laris bak kacang goreng.
Lantas, apakah harga tersebut sebanding dengan kualitasnya?
Untuk mengawalinya, kita harus memahami perbedaan antara sepatu dan sneakers. Meski serupa, sneakers tentu berbeda dengan sepatu biasa.
Baca juga: Sepatu Hak Tinggi Bukan Cuma Mengganggu Kesehatan Kaki
Di sisi lain, sneakers merupakan jenis sepatu untuk meningkatkan peforma fisik yang diproduksi secara massal.
Mesin yang digunakan dalam proses konstruksi snekaer terbilang canggih dan terkadang menggunakan bahan-bahan mahal seperti kulit atau bahan sintetis canggih.
Chris Kyvetos, founder Sneakerboy mengatakan, Balenciaga bukan merek sneakers.
"Ini bukan merek untuk sepatu peforma. Itu tidak membuat atlet berlari lebih cepat, melompat lebih tinggi dan berkinerja lebih baik - itu alas kaki fungsional untuk keperluan atletik," terang Kyvetos.
Karena itu, Balenciaga yang dibandrol dengan harga hingga Rp 14 juta diproduksi dengan teknik yang berbeda dari pembuatan sneakers. Merk ini menggunakan pabrik pembuat sepatu biasa untuk membuat produknya.
Lalu, faktor apa saja yang membuat sneakers atau sepatu memiliki harga mahal?
Harga konstruksi
Proses dan lokasi pembuatan adalah faktor terbesar yang berperan dalam harga sneaker atau sepatu.