Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ajakan Peduli Lingkungan Lewat Instalasi Satwa Langka Indonesia

Kompas.com - 10/07/2019, 07:22 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini ajakan untuk lebih peduli lingkungan dilakukan lewat berbagai cara. Tak terkecuali lewat fesyen dan karya seni.

Seperti Instalasi Nur Project dalam program Fashion Habitat yang bisa kita temui di Fashionlink x #BLCKVNUE, Senayan City, Jakarta.

Menggandeng desainer interior muda, Hendro Hadinata, pengunjung dapat menyaksikan instalasi tiga satwa langka Indonesia yang dipajang di area tersebut.

Tiga satwa langka tersebut adalah Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus), Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan Hiu paus (Rhincodon typus).

Instalasi yang diproduksi selama tiga bulan ini diharapkan mampu menggugah agar masyarakat punya kesadaran yang lebih tinggi lagi terhadap lingkungan dan juga satwa langka di sekitar.

"Saatnya desainer Indonesia membuat kreasi yang bisa menggugah, membuat masyarakat lebih ingin tahu," kata Hendro di Senayan City, Jakarta, Selasa (9/7/2019).

Instalasi Harimau Sumatera karya desainer interior Hendro Hadinata yang dipajang di area Fashionlink x #Blckvnue, Senayan City, Jakarta. KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Instalasi Harimau Sumatera karya desainer interior Hendro Hadinata yang dipajang di area Fashionlink x #Blckvnue, Senayan City, Jakarta.
Material utama instalasi adalah plywood dengan konstruksi dari besi hollow. Hendro sengaja secara spesifik meminta bahan tersebut agar disiapkan oleh Savana Furniture, produsen high end furniture-upholstery yang mewujudkan program ini.

Alasannya, plywood dianggap sebagai material yang cukup ramah lingkungan jika dibandingkan solidwood.

"Kami berpikir gimana supaya bentuk tetap dapat, tapi penggunaan bahannya maksimal, jangan terlalu banyak waste," kata Hendro.

Pada bagian cover instalasi Badak Jawa, Hendro memang masih menggunakan kulit sintetik untuk mendapatkan feel dari binatang itu sendiri.

"Ke depannya sudah ada leather yang terbuat dari jamur. Aku sudah cari dan mungkin ke depan akan menggunakan itu," tambahnya.

Selain kulit sintetik, cover instalasi juga menggunakam vinyl, jati dan mahoni. Sementara proses finishing tiga instalasi menggunakan water-based paint.

Meski satwa-satwa tersebut terlihat kompleks, namun Hendro mencoba menerjemahkannya menjadi instalasi yang tampak sederhana, lucu dan bersahabat sehingga terasa lebih dekat dengan masyarakat.

Mempelajari anatomi ketiga binatang menjadi tantangan tersendiri baginya.

"Karena aku mencoba menyederhanakan sesuatu tapi gimana agar tetap seperti rupanya si fauna itu sendiri. Khususnya si badak, aku pelajari tulang belulangnya," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com