Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 12 Juli 2019, 10:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Lekukan kecil di bagian pipi alias lesung pipi memang membuat pemiliknya terlihat lebih menarik ketika tersenyum. 

Nama-nama terkenal yang memiliki penampilan rupawan dengan lesung pipi antara lain Nasya Marcella, Tasya Kamila, hingga Afgan Syahreza.

Lesung pipi terbentuk karena perbedaan otot dan kulit wajah. Adanya lesung pipi juga dipengaruhi oleh faktor genetik atau keturunan. Itu sebabnya tak semua orang bisa memilikinya.

Lesung pipi muncul terkadang disebabkan oleh perubahan otot wajah yang disebut zygomaticus mayor. Otot ini terlibat dalam ekspresi wajah dan yang berperan menaikkan sudut mulut ketika kita tersenyum.

Pada orang yang tak memiliki lesung pipi, otot utama zygomaticus biasanya dimulai pada tulang di pipi yang disebut tulang zygomaticus. Kemudian mengalir ke bawah, menghubungkan ke sudut mulut.

Sementara mereka yang memiliki lesung pipi, zygomaticus mayor dapat membelah menjadi dua ikatan otot yang terpisah saat menuju ke mulut. Gerakan kulit di atas otot utama zygomaticus ganda ketika tersenyum menyebabkan lesung pipit terbentuk.

Karena lesung pipi dapat dihasilkan dari variasi otot yang terjadi selama perkembangan janin, adanya lesung pipi ini sering dianggap sebagai cacat lahir.

Faktor genetik

Adanya lesung pipi juga bisa disebabkan oleh faktor genetik. Pada dasarnya, kita mewarisi satu set gen dari ibu dan ayah. Sebagian besar gen memiliki setidaknya dua variasi, yang disebut alel.

Alel dapat bersifat dominan atayresesif. Sifat-sifat dominan cenderung “mendominasi” daripada sifat-sifat resesif.

Baca juga: Sempat Viral di Media Sosial, seperti Apa Lesung Pipi Buatan?

Jika kedua orang tua menunjukkan sifat dominan, kemungkinan anak mereka juga akan menunjukkan sifat yang sama persis.

Sementara itu, lesung pipi sering dikaitkan dengan sifati dominan yang diwariskan. Namun, hal ini masih menjadi perdebatan karena sangat sedikit penelitian yang membuktikannya.

Orang dengan lesung pipi cenderung memiliki anak yang juga memiliki lesung pipi. Namun, tidak setiap pasangan dengan lesung pipi memiliki anak dengan lesung pipi.

Beberapa individu mungkin memiliki lesung pipit untuk seumur hidup mereka namun lesung pipi juga bisa hilang seiring berjalannya waktu.

Sebaliknya, seorang anak yang lahir tanpa lesung pipi bisa saja memilikinya di kemudian hari.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau