BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan BCA

Hampir Kepala Tiga, Tapi Hidup Gitu-Gitu Aja, Mungkin Ini Penyebabnya

Kompas.com - 26/07/2019, 13:30 WIB
Hotria Mariana,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam hitungan seminggu lagi, Linda akan memasuki usia 28 tahun. Tak seperti orang pada umumnya yang nampak bahagia jelang ulang tahun, justru ia sebaliknya.

Linda mengakui, akhir-akhir ini dirinya memang sering merenung soal apa saja pencapaian yang dia peroleh selama ini. Mulai dari karir, hingga keuangan.

Jika melihat teman-teman satu lingkaran yang rata-rata berusia sebaya, bisa dikatakan hampir semuanya sudah sukses.

Ada yang sudah membangun rumah tangga, naik level di pekerjaannya, ada pula yang memiliki rumah sendiri dari hasil menabung bertahun-tahun.

Baca juga: Ini Cara Menjadi Miliarder di Umur 30 tahun

Ketika semua itu direfleksikan dengan dirinya sendiri, tak jarang Linda kecewa lantaran belum satu pun dari poin tersebut yang tercapai.

Padahal, salah satu keinginan Linda adalah bisa memiliki rumah sendiri ketika ia berusia 30 tahun nanti.

“Iya, ingin punya rumah nanti pas usia 30 tahun, tapi sampai sekarang uangnya saja belum ada” ungkapnya.

Jika melansir Vice, Minggu (6/5/2018), apa yang dirasakan Linda dalam cerita ilustrasi di atas disebut sebagai birthday blues.

Hal itu wajar, karena saat ulang tahun seseorang dapat merasakan berbagai emosi dan pikiran.

Baca juga: Stres karena Keuangan Bisa Bikin Penyakit Fisik

Masih dari laman yang sama, psikolog dari Universitas Illinois di Chicago Stewart Shankman menuturkan, berbagai peristiwa kehidupan seperti momen ulang tahun sekalipun, sering diiringi dengan masa stres, bahkan tak jarang menyebabkan depresi.

Penyebabnya, lanjut Shankman, dipicu akibat upaya membandingkan diri sendiri dengan orang lain, seperti yang Linda lakukan di atas.

Mulai membandingkan diri, cemas tentang masa depan, dan pertanyaan lainnya soal kehidupan di rentang usia menuju dewasa merupakan pertanda seseorang memasuki fase quarter life crisis.

Apa itu quarter life crisis?

Dikutip dari Pijar Psikologi, Sabtu (3/2/2018), krisis seperempat baya atau Quarter Life Crisis (QLC) sering kali melanda orang-orang yang memasuki rentang usia emerging adulthood, fase di antara remaja dan dewasa.

Fase tersebut, berdasarkan penelitian yang dilansir dari The Guardian, Kamis (5/5/2011), terjadi pada rentang usia antara 25 hingga 35 tahun.

Umumnya, quarter life crisis bermula dari perasaan gagal mencapai suatu target yang menjadi tujuan hidup atau perasaan tertinggal saat dibandingkan orang-orang lain.

Adapun, tiga permasalahan yang mendominasi fase krisis seperempat baya ini, yakni seputar hubungan, karir, dan keuangan.

Baca juga: Memori Terbaik Terjadi pada Usia 25?

Sebagai informasi, kebanyakan krisis seperempat baya berdampak pada 86 persen generasi milenial. Hasilnya, tak sedikit dari mereka yang mengalami perasaan insecure, kecewa, bahkan depresi.

Keuangan merupakan salah satu masalah yang kerap terjadi saat fase quarter life crisis.Shutterstock Keuangan merupakan salah satu masalah yang kerap terjadi saat fase quarter life crisis.

Milenial paling tidak stabil

Masalah keuangan yang dialami Linda pada fase quarter life crisis terjadi pula pada generasi milenial lainnya.

Dalam sebuah survei yang dilansir Kompas, Minggu (19/5/2019), terungkap bahwa milenial merasa paling tidak stabil secara finansial dibanding generasi-generasi lainnya.

Bahkan, fakta lain mengungkapkan hanya 38 persen milenial yang merasa telah stabil secara finansial.

Hal tersebut terjadi lantaran kebanyakan dari mereka mengeluarkan uang untuk hal yang sebenarnya tidak perlu, seperti makan di luar, hiburan, membeli barang-barang mewah, dan liburan.

Baca juga: Survei: Sebagian Besar Milenial Hidup dari Gaji ke Gaji

Alhasil, dari kebiasaan konsumtif tersebut, tak sedikit generasi milenial yang mengalami kesulitan untuk menabung.

Padahal dengan menabung bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi stres finansial di masa quarter life crisis.

Siasat menabung

Memang, kesulitan menabung tidak hanya terjadi pada generasi milenial saja, melainkan semua orang.

Biasanya, penyebab seseorang kesulitan menabung adalah karena pengelolaan keuangan yang salah.

Baca juga: Milenial Menabung tapi Dipakai untuk Liburan?

Nah, siasat yang paling mudah untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengalokasikan pendapatan ke dalam dua rekening bank berbeda.

Satu rekening diperuntukkan khusus menabung atau berinvestasi, sementara yang satu untuk pengeluaran.

Jika belum punya, maka sebaiknya Anda membuka satu rekening baru untuk keperluan tersebut.

Singkirkan pikiran bahwa membuka rekening baru itu ribet lantaran harus ke kantor cabang bank terlebih dahulu.

Baca juga: Makin Simpel, BCA Tawarkan Buka Rekening Via BCA Mobile

Pasalnya, kini beberapa bank, salah satunya PT Bank Central Asia telah meluncurkan fitur “Buka Rekening” pada aplikasi mobile banking-nya, BCA mobile.

Cukup bermodalkan aplikasi tersebut, Anda dapat dengan mudah membuka rekening secara online dari manapun, bahkan pada hari libur. Prosedurnya pun dibikin simple, hanya membutuhkan waktu kira-kira 15 menit.

Namun sebelum itu, pastikan Anda sudah memiliki e-KTP dan nomor ponsel yang belum terkoneksi dengan BCA mobile.

Jika syarat di atas sudah terpenuhi, maka proses pembukaan rekening online sudah bisa Anda lakukan.

Baca juga: Cara Daftar Mobile Banking BCA

Tinggal buka aplikasi BCA Mobile, lalu pilih menu ‘Buka Rekening Baru’, kemudian ikuti seluruh instruksi yang diminta.

Mulai dari mengisi data diri, mengunggah dokumen, video call dengan customer service online (CSO) BCA, hingga melakukan setoran awal.

Untuk keperluan setoran awal inj, bisa Anda lakukan dengan cara transfer, baik melalui sesama rekening BCA maupun dari rekening bank lain.

Bagaimana, mudah sekali bukan?

Nah, untuk keperluan menabung, selalu sisihkan setidaknya sepertiga dari penghasilan. Dengan begitu, Anda bisa terhindar dari problem quarter life crisis.

Untuk informasi lebih lanjut seputar pembukaan rekening online BCA, silakan klik di sini.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com