Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FDA Selidiki Kaitan Antara Rokok Elektrik dan Efek Kejang

Kompas.com - 10/08/2019, 16:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengumumkan tengah menyelidiki 127 laporan kejang yang terjadi setelah korban menggunakan vaping atau rokok elektrik.

"Secara total, termasuk yang diposting pada bulan April, FDA menerima 127 laporan kejang atau gejala neurologis lainnya yang terjadi antara 2010 dan 2019," kata FDA dalam sebuah pernyataan, dikutip dari New York Post.

Hal ini merujuk pada 35 kasus sebelumnya yang pertama kali diumumkan diselidiki per April 2019.

"Laporan tambahan tentang peristiwa yang terjadi selama 10 tahun terakhir ini tidak selalu mengindikasikan peningkatan frekuensi atau prevalensi insiden tersebut," ungkap FDA.

Selain kejang, beberapa pengguna melaporkan gejala neurologis serius lainnya seperti pingsan atau tremor, yang mungkin berhubungan dengan kejang.

FDA belum secara resmi membentuk hubungan antara penggunaan vape dan "peristiwa neurologis" seperti kejang.

Rokok elektrik mengandung konsentrasi nikotin yang sangat tinggi dan diketahui berbahaya, terutama bagi anak kecil.

 

Menurut National Capital Poison Center, bahkan "rasa kecil" dari nikotin cair yang ditemukan dalam alat dapat menyebabkan keracunan nikotin pada anak.

Baca juga: Tetap Berbahaya, Ini Dampak Rokok Elektrik untuk Kesehatan

Gejala keracunan nikotin termasuk mual, muntah, pusing, tremor, detak jantung yang lebih cepat dan berkeringat. Dalam kasus yang parah, keracunan nikotin dapat menyebabkan kejang dan bahkan kematian.

Menurut FDA commisioner, Ned Sharpless, kendati FDA belum memiliki informasi yang cukup untuk menentukan apakah e-cigarette menyebabkan insiden kejang, namun mereka terpanggil untuk memberikan informasi baru ke publik berdasarkan laporan baru.

"Laporan tambahan atau informasi yang lebih terperinci tentang insiden ini sangat penting untuk membantu menginformasikan analisis kami dan dapat membantu kami mengidentifikasi faktor risiko umum dan menentukan apakah atribut produk e-cigarette tertentu, seperti konten atau formulasi nikotin, lebih mungkin berkontribusi terhadap kondisi kejang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com