Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/08/2019, 07:15 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor

KOMPAS.com - Ruam popok bisa terjadi karena kulit yang meradang dan muncul di bagian pantat bayi atau selangkangan yang berkontak langsung dengan popok bayi sekali pakai.

Umumnya, ruam popok terjadi pada bayi dan anak-anak di bawah usia tiga tahun.

Hampir setiap bayi pernah mengalami ruam popok, setidaknya sekali selama tiga tahun pertama kehidupannya, dengan mayoritar berusia 9-12 bulan.

Ruam popok sering dikaitkan dengan popok yang basah atau jarang diganti, kulit bayi yang sensitif, dan adanya peradangan.

Menurut dr. Edwin Tanihaha, Sp.KK, Dip. AAAM, MHKes, KFCCS, ruam popok pada bayi bisa disebabkan karena kulit sensitif atau karena jamur. Oleh sebab itu, diperlukan diagnosa yang tepat sebelum dilakukan terapi pengobatan.

Baca juga: Pangeran William Beri Tips Memasang Popok untuk Para Calon Ayah

“Kalau menurut saya, ketika sudah muncul ruam popok, apalagi sudah berhari-hari sebaiknya segera dibawa ke dokter kulit,” kata Edwin saat ditemui usai acara peluncuran MoMaMi Baby Wipes di Eastern opulence, Jakarta (14/8/2019).

“Karena kalau kita inisitif memberi salep sendiri dan ternyata tidak tepat, gambaran kulitnya akan berbeda. Dan itu justru bisa menyulitkan dokter untuk mendiagnosis,” lanjutnya.

Edwin menambakan, penggunaan krim serbaguna seperti petroleum jelly hanya bisa membantu melembabkan kulit, tetapi belum tentu menyelesaikan masalah.

“Kalau penyebabnya kulit sensitif mungkin bisa, tapi kalau ternyata masalah ruamnya karena jamur tentu penggunaan krim itu tidak akan mengatasi masalah,” ujarnya.

Untuk menghindari munculnya ruam popok, Edwin menyarankan untuk rajin membersihkan dan mengganti popok. Jangan sampai kotoran menumpuk dan terlalu lama dibiarkan.

Selain itu, perlu juga mencoba berbagai produk popok sekali pakai hingga menemukan yang paling cocok dengan kondisi kulit bayi.

Baca juga: Dari Popok hingga Sol Sepatu, 12 Benda yang Ikut Merusak Lingkungan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com