Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 22 Agustus 2019, 17:48 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Ratu Elizabeth II dikenal dengan beragam pakaian berwarna mencolok yang -konon, masing-masing dirancang untuk kesempurnaan penampilannya.

Menurut Robert Hardman, Ratu sengaja mengenakan warna-warna "shocking" agar terlihat menonjol ketika berada di tengah keramaian acara kerajaan.

Hardman adalah penulis biografi anggota kerajaan dan juga beberapa buku bertema serupa.

Dalam salah satu karya biografi "Our Queen", Hardman menggambarkan Ratu sebagai sosok yang sangat sederhana, meskipun menjadi salah satu wanita paling terkenal di dunia.

Baca juga: Usaha Lebih Ratu Elizabeth demi Sambut Meghan Markle, Benarkah?

Ratu Elizabeth  II dan Meghan Markle dalam kunjungan ke Chester, menggunakan kereta api kerajaan. Dok. Independet.co.uk Ratu Elizabeth II dan Meghan Markle dalam kunjungan ke Chester, menggunakan kereta api kerajaan.
"Pernyataan favorit yang pernah dia katakan adalah, 'aku tidak pernah bisa memakai beige karena tidak ada yang akan tahu siapa aku'," kata Hardman.

Beige adalah istilah untuk menyebut warna cokelat kekuningan. Beige juga kadang memiliki unsur keabuabuan.

Sehingga ada variasi beige yang menjadi cokelat keabuan atau kuning keabuan. Sebenarnya, Istilah beige berasal dari bahasa Perancis untuk menyebut warna wol alami.

Memang, ketika Ratu sedang tidak bertugas dan berada di Balmoral atau Sandringham, ia lebih memilih mengenakan pakaian dengan warna-warna netral.

Hal itu dilakukan sebagai suatu upaya untuk bersantai, dan berpakaian lebih sederhana dari yang biasa dia kenakan.

Namun, tidak demikian dengan kesempatan acara besar.

Baca juga: Berapa Gaji Ratu Elizabeth Selama Memimpin Kerajaan Inggris?

Dia akan memilih pakaian berwarna cerah agar mudah dikenali di tengah keramaian. Apalagi, dia menyadari tinggi badannya hanya 161 centimeter.

Pakaian Ratu juga selalu mempertimbangkan negara tempat dia berkunjung, dan sering kali dirancang sesuai kebutuhan itu.

Tanggal 9 September 2015, Ratu Elizabeth II dari Kerajaan Inggris resmi menjadi pemegang tahta terlama dalam sejarah monarki Inggris.HELLOMAGAZINE.COM Tanggal 9 September 2015, Ratu Elizabeth II dari Kerajaan Inggris resmi menjadi pemegang tahta terlama dalam sejarah monarki Inggris.
Pada setiap tur kerajaan Australia, misalnya, Ratu selalu mengenakan warna kuning emas, yang menjadi warna nasional negeri kanguru.

Dalam buku "Our Rainbow Queen" di tahun 2019, jurnalis dan penulis kerajaan Sali Hughes juga menyebut, Ratu memilih dan mempertimbangkan dengan matang tentang pakaian mana yang bakal dipakai dalam sebuah acara. 

Dia memperhatikan daftar pemakaian dari pakaian-pakaian yang ada di lemarinya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau