Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Bocah Perempuan Buruk Rupa, Berjuang dalam Perbedaan...

Kompas.com - 11/09/2019, 21:00 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Destiny Strickland ingin dunia tahu bahwa setiap orang memiliki perbedaannya masing-masing.

Dengan bekal pemahaman itu, Destiny ingin mendorong semua orang terutama yang merasa berbeda dengan orang kebanyakan, untuk tampil dan tidak menyembunyikan perbedaan yang dimiliki.

Kalimat ini terdengar normatif jika saja diucapkan oleh orang kebanyakan. Tapi kali ini pandangan tersebut diungkapkan oleh seorang bocah yang mengidap kelainan fisik.

Destiny adalah anak perempuan berusia 11 tahun yang dilahirkan dengan amiotic band syndrome.

Amiotic band syndrome adalah komplikasi kehamilan yang terjadi ketika jumlah cairan ketuban dalam rahim terlalu sedikit.

Akibatnya, air ketuban tidak sepenuhnya membungkus badan janin. Kurangnya cairan ketuban bisa terjadi akibat selaput ketuban yang rusak atau sobek sebagian.

Baca juga: Sering Lupa? Bisa Jadi Anda Terkena Sindrom Dory

Hal ini dapat menyebabkan jaringan tubuh bayi yang tidak tertutupi cairan ketuban menjadi gagal berkembang

Dalam kasus Destiny, mengakibatkan sumbing wajah bilateral yang parah, bibir sumbing bilateral, langit-langit mulut sumbing, tidak adanya mata kiri, dan beberapa kelainan lain.

Hingga saat ini, Destiny telah menjalani 31 operasi. Operasi rekonstruktif pertamanya terjadi ketika dia baru berusia empat bulan.

"Masalah ini pun bergabung dengan pertumbuhan, dan tidak sulit untuk memahami jumlah dan variasi operasi yang diperlukan," kata Dr. Joseph Williams, kepala bedah plastik di Children's Healthcare of Atlanta, Amerika Serikat.

Destiny Strickland kala balita.DOKUMENTASI LISA BROWN Destiny Strickland kala balita.
Williams mengatakan pembedahan berikutnya adalah untuk menciptakan ruang, atau soket, untuk prostesis mata.

Sindrom semacam ini terjadi 1:1.200-15.000 kelahiran hidup. Demikian data Johns Hopkins Medicine.

Dengan kondisi seperti itu, tak ayal nenek dan wali hukum Destiny, Lisa Brown, ingin melindungi cucunya itu dari reaksi yang tidak diinginkan di tengah masyarakat.

Di masa pertumbuhannya, Brown amat membatasi waktu Destiny berada di depan umum. Dia  takut dengan komentar orang atas penampakan Destiny yang buruk rupa.

"Reaksi yang pernah saya dapat dari beberapa orang, bahkan orang dewasa, itu sangat menghancurkan hati," kata Brown.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com