Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 21 September 2019, 08:27 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Generasi Alpha, anak-anak yang lahir mulai tahun 2010, disebut akan menjadi tulang punggung masa depan. Mereka dianggap sebagai generasi yang lebih pintar dari generasi sebelumnya karena sangat dekat dengan kecanggihan teknologi.

Membesarkan generasi alpha tentu tidak mudah, namun mereka perlu dukungan agar lebih unggul, berwawasan luas, dan mampu memanfaatkan teknologi untuk kemajuan bersama.

Psikolog anak dan keluarga Rosdiana Setyaningrum mengatakan, anak-anak generasi alpha akan menghadapi banyak tantangan dan kesempatan di masa depan.

Untuk itu, mereka perlu memiliki kemampuan belajar progresif, yakni kemampuan belajar yang terus berkembang, dimulai dengan membentuk sikap belajar yang baik. Hal itu dapat diasah dengan melibatkan anak dan lingkungan.

“Orangtua perlu mendampingi anak mengasah kemampuan belajar progresif agar mereka bisa meraih capaian-capaian penting dalam tumbuh kembang sesuai tahapan usia,” ujar Rosdiana.

“Kemampuan belajar progresif dibutuhkan untuk membentuk empat karakter anak hebat agar anak bisa meraih kesuksesan di masa depan.”

Ada pun karakter-karakter anak hebat yang dimaksud, pertama, eksplorasi di mana mau menjelajahi berbagai minat.

Kedua, berpikir kritis, mampu berpikir dengan kritis dan banyak bertanya.

Ketiga, jiwa kepemimpinan di mana menjadi pelopor, memberi inspirasi dari diri sendiri lalu kelompoknya. Terakhir adalah empati yakni memahami kebutuhan orang lain agar menciptakan solusi bagi lingkungannya.

Baca juga: Jangan Cuma Melarang Anak Main Gawai, Orangtua Harus Melek Teknologi

Gizi

Selain stimulasi, bentuk dukungan yang bisa diberikan oleh orangtua adalah dengan menyediakan asupan gizi dimulai sejak awal tahapan kehidupan.

Menurut pakar neurologi anak dr Attila Dewanti Sp.A(K), peran gizi sangatlah penting untuk mendukung kemampuan belajar progresif anak-anak generasi alpha.

“Saat anak-anak memperoleh pengalaman baru dari proses belajar, terjadi pembentukan sirkuit baru pada otak mereka, sehingga luas sirkuit yang semula terbatas akan menjadi lebih luas,” kata dokter Attila.

“Asupan gizi yang tepat berguna untuk membentuk dan mematangkan sel-sel otak, sementara stimulasi yang cukup dapat membentuk dan memperkaya jaringan koneksi antar sel.”

Dr. Atilla menambahkan, orangtua perlu memperhatikan asupan makanan anak dengan kandungan asam lemak esensial seperti asam linoleat dan asam linolenat yang berguna untuk pembentukan membran sel otak dan tidak dapat dibentuk oleh tubuh secara alami.

”Selain itu, anak juga memerlukan kolin yang merupakan komponen penting untuk fungsi sinaps otak serta zat besi yang bisa mengoptimalkan metabolisme sel otak,” katanya.

Baca juga: Agar Anak Tak Benci Matematika

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau