Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Henti Jantung dan 6 Menit yang Menentukan

Kompas.com - 30/09/2019, 09:00 WIB
Reni Susanti,
Wisnubrata

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.comCardiac arrest atau henti jantung adalah detak jantung yang tiba-tiba berhenti. Cardiac arrest bisa terjadi pada siapapun, kapanpun dan dimanapun.

Ketua Pusat Penelitian Kardiovaskuler Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof A Purba mengatakan, cardiac arrest disebabkan banyak hal.

“Pertama, adanya serangan jantung mendadak yang disebut angin duduk. Setelah serangan angin duduk tiba-tiba jantung tidak berdenyut lagi,” ujar Purba kepada Kompas.com, belum lama ini.

Penyebab kedua, adanya penebalan dinding jantung yang disebut kardiomiopati. Penebalan ini berkaitan dengan penebalan pada otot jantung.

Ketiga, kelainan sistem listrik jantung. Purba mengatakan, jantung berdetak karena ada aliran listrik secara teratur dari pusatnya.

“Penyebab berikutnya adalah kelainan pembuluh darah jantung akibat pengapuran,” imbuhnya.

Baca juga: Kebiasaan Buruk yang Membuat Jantung Rusak

Penyebab selanjutnya yaitu tiba-tiba jantung berdetak dengan cepat. Normalnya antara 60-100, tapi ada yang sampai 150-200 dan itu sangat mematikan.

“Kalau jantung berdenyut cepat atau fibrilasi, tidak ada darah yang dipompa, cuma berdenyut saja,” tuturnya.

Penyebab terakhir yang paling sering adalah kelainan katup jantung. Antara bilik kiri kanan, serambi kiri kanan, otot jantung ada gangguan, sehingga aliran di sana menjadi kacau.

Purba menjelaskan, gejala cardiac arrest biasanya diawali pusing luar biasa, diikuti napas pendek tersengal-sengal.

Kemudian dada terasa sakit luar biasa, detak jantung tidak teratur dan tambah cepat. Jika sudah seperti itu, biasanya diikuti kejang-kejang. Baik di tangan, kaki, dan akhirnya pasien pingsan.

“Kalau kita temukan seperti itu, kita berlomba dengan waktu. Sebab meninggalnya seseorang karena cardiac arrest bukan karena tidak ada ahli jantung atau bukan karena fasilitas UGD, tapi ditentukan siapa yang menemukan pertama kali,” imbuhnya.

“Karena jantung tidak boleh kekurangan oksigen, kekurangan darah lebih dari 6 menit,” tuturnya.

Bila masyarakat menemukan orang dengan detak jantung tidak berdenyut, tidak bernapas, segera beri bantuan hidup dasar (CPR).

“Pompa jantungnya, beri pernapasan dengan meniup mulutnya. Sambil kita bawa ke UGD terdekat,” ungkapnya.

Baca juga: Bersihkan Pembuluh Darah dengan Makanan untuk Kesehatan Jantung Ini

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com