Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna Kain Batik Tirto Tejo, Favorit Didiet Maulana

Kompas.com - 02/10/2019, 21:04 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Siapa yang tak kenal dengan Didiet Maulana? Lewat label miliknya, Ikat Indonesia, desainer kenamaan tanah air ini mendedikasikan dirinya untuk kelestarian kain Indonesia.

Beberapa waktu lalu, Didiet mendapat kesempatan untuk merancang busana khusus untuk Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulayani.

Saat itu, Didiet menyiapkan kain batik motif Tirto Tejo untuk Sri Mulyani kenakan dalam perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia di Istana Negara.

Baca juga: Cantiknya Sri Mulyani, Berbalut Kebaya Merah di HUT ke-74 RI

Saat dihubungi Kompas.com tepat di perayaan Hari Batik Indonesia yang jatuh pada 2 Oktober 2019, Didiet mengaku bahwa kain batik Tirto Tejo adalah salah satu dari kain batik favoritnya.

"Saya suka motif batik parang, terutama parang klithik. Tapi, saya juga suka motif batik Tirto Tejo. Tirto Tejo pernah dipakai Ibu Sri Mulyani saat saya mendapat kesempatan untuk mendadani beliau," ungkap dia.

Di momen itu, Didiet memadukan kain batik Tirto Tejo untuk Sri Mulyani dengan kebaya warna merah yang terinspirasi dari R.A Kartini.

"Tirto itu artinya air dan Tejo adalah cahaya. Jadi, artinya cahaya yang mengalir. Itu melambangkan kemakmuran yang terus mengalir dan optimisme," tambahnya.

Baca juga: Di Balik Rancangan Kebaya Hijau Nusantara Sri Mulyani

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Kebaya Kartini Nusa Sebuah persembahan untuk Ibu SMI, yang menurut saya adalah salah satu tokoh inspiratif perempuan Indonesia. Tampilan 17 Agustus kali ini, kami mengusung sebuah tema optimisme dan semangat yang berkobar. Kebaya brokat merah dipadukan dengan kain kuno bermotif Tirto Tejo Buketan dan dipasangkan dengan selendang batik antik. Kedua kain dan selendang berusia hampir 50 tahun. Membawa kita untuk merefleksi kilas balik perjuangan pendahulu kita di masa lalu. Tirto (air) Tejo (cahaya), berarti cahaya yang mengalir, melambangkan kemakmuran yang terus mengalir dan optimisme. Kebaya mengambil inspirasi dari model kebaya Kartini,dinamakan demikian karena kebaya ini dipopulerkan oleh R.A.Kartini. Kebaya dengan neckline tinggi dan berpotongan pas badan dengan siluet lipit di bagian pinggang sehingga membuat aksen feminin namun tetap kharismatik. Ibu memakai Bros antik dari abad ke 18, memperlihatkan keindahan karya Indonesia masa lalu. Sebuah persembahan untuk mengingatkan kita semua, betapa besar peran perempuan bagi perkembangan Indonesia. Di balik bangsa yang besar, ada pilar pilar yang berdiri kuat karena peran perempuan. Dirgahayu Indonesiaku ke 74. Salam Cinta Indonesia Didiet Maulana

A post shared by Didiet Maulana (@didietmaulana) on Aug 16, 2019 at 5:53pm PDT

Didiet mengaku menyukai kain batik Tirto Tejo karena terlihat dinamis dan cocok dipakai untuk segala usia. Bagi Didiet, batik bukan hanya sekadar kain untuk pakaian tetapi juga terdapat memori di dalamnya.

"Batik bagi saya adalah memori, cerita dan kisah karena saya besar dengan batik. Dari kecil, kakek dan nenek saya selalu mengajarkan nama- nama motif batik dan kapan waktu yang tepat untuk memakainya," ucapnya.

Sebagai keturunan asli Jawa, Didiet bercerita jika dirinya selalu dididik oleh keluarganya untuk memakai pakaian dan kain khas Jawa sehingga batik telah menjadi bagian dari tradisi di keluarganya.

Baca juga: Tenun Tabrak Motif Ala Desainer Didiet Maulana

Lewat perayaan Hari Batik Nasional yang diselenggarakan setiap tahun, Didiet berharap agar batik yang merupakan bukti kreativitas anak bangsa ini tetap terjaga dan lestari.

Ia juga berharap agar masyarakat terus membeli produk batik khas Indonesia agar salah satu bentuk budaya bangsa ini tetap lestari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com