Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca dari Sulli, Ini Cara Membantu Mereka yang Ingin Bunuh Diri

Kompas.com - 15/10/2019, 06:20 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketika kita tahu ada kerabat atau anggota keluarga yang mengalami depresi atau pikiran bunuh diri, hati kecil kita mungkin ingin membantu.

Namun, banyak dari kita yang khawatir melakukan hal yang salah. Padahal, menurut psikolog dan Vice President Program di Yayasan Pencegahan Bunuh Diri Amerika (AFSP), Doreen Marshall, kita tak perlu menjadi seorang profesional terlatih untuk memberikan bantuan bagi mereka.

"Setiap orang punya peran pencegahan. Namun, banyak orang menahan diri. Jika kamu khawatir dengan seseorang maka jangan ragu untuk mengambil langkah itu," katanya.

Meski mungkin kita hanya bisa memberi bantuan kecil, namun sekecil apapun hal itu akan sangat membantu kerabat atau keluarga kita yang sedang mengalami depresi.

Baca juga: Mengenali Orang yang Memiliki Kecenderungan Bunuh Diri

Lalu, apa saja langkah yang bisa kita lakukan?

1. Menyadari tanda-tanda awal

Marshall menyebutkan, beberapa tanda risiko bunuh diri di antaranya perubahan suasana hati dan perilaku, tanda-tanda depresi, kecemasan, mudah terganggu, dan kehilangan ketertarikan terhadap segala hal.

Perhatikan pula kata-kata yang diucapkan orang tersebut. Mungkin saja, mereka pernah mengungkapkan sesuatu tentang keinginan mengakhiri hidup mereka atau tidak merasa berguna, atau bisa juga ingin pergi tidur dan tidak bangun lagi.

"Tanda-tanda itu bisa saja artinya mereka berpikir untuk bunuh diri. Langkah itu mereka nilai sebagai cara untuk pergi dari rasa sakit yang mereka rasakan," ujar Marshall.

Menurut AFSP, orang-orang yang mengakhiri hidupnya menunjukkan kombinasi tanda-tanda tersebut.

Namun, menurut Profesor Epidemologi Psikiatri dari Columbia University yang mempelajari bunuh diri dan pencegahannya, Madelyn Gould, tanda-tandanya bisa berbeda pada setiap individu.

"Pada beberapa orang bisa kesulitan tidur, lainnya mungkin merasa ditolak atau dihina. Hingga pada titik tertentu, mereka tidak bisa lagi mengontrol dirinya," kata Gould.

2. Tanya keadaannya

Cobalah menanyakan keadannya dan tunjukkan bahwa kamu peduli.

"Orang-orang yang berjuang dengan depresi dan keinginan bunuh diri sering merasa mereka menjadi beban bagi orang lain," kata Marshall.

Namun, ketika ada orang lain yang menanyakan keadaan dan menawarkan bantuan, rasa terisolasi orang tersebut dapat berkurang.

"Bahkan meskipun kamu bingung menemukan kata-kata apa yang pas untuk diutarakan pada mereka, aspek kepedulian bisa membuat perubahan besar," kata psikolog dan anggota badan direktur American Association of Suicidology, DeQuincy Lezine. Lezine sendiri merupakan seorang penyintas.

Menurut asisten medis di Seattle dan juga seorang penyintas, Julie DeGolier, pertanyaan yang perlu dilontarkan cukup sederhana, seperti "apakah kamu baik-baik saja?" atau pernyataan seperti "jika kamu butuh sesuatu, beri tahu aku, ya".

Kalimat-kalimat tersebut dinilai bisa mengurangi pikiran-pikiran negatif yang bisa berujung pada kondisi krisis.

3. Tanya tentang bunuh diri

Marshall mengatakan, banyak orang ragu menanyakan apakah orang tersebut punya pikiran bunuh diri atau tidak, sebab mereka tidak ingin orang-orang tersebut benar-benar berpikir untuk bunuh diri.

Padahal, Marshall dan beberapa pakar lainnya menyarankan untuk bertanya langsung pada kerabat kita yang berisiko, justru untuk mencegah mereka melakukan bunuh diri.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com