Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenalkan Makanan Baru pada Balita Kuncinya Sabar

Kompas.com - 23/10/2019, 07:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Setiap ibu yang peduli pada pemenuhan nutrisi buah hatinya, pasti cemas melihat si kecil selalu menolak ketika diperkenalkan pada makanan baru. Apakah sikap balita yang takut mengenal rasa makanan baru itu normal dan hanya sementara?

Berbagai pendekatan mungkin sudah kita lakukan, mulai dari membujuknya dengan halus hingga “mengancamnya”, misalnya “Nanti kamu tidak boleh makan pudding sebelum mencoba sayur ini dulu”.

Takut mencoba makanan baru (istilahnya neophobia) yang dialami anak terkadang memang menguji kesabaran orangtua.

Penelitian menunjukkan, pada saat baru mengenal makanan pendamping ASI (MPASI) bayi jarang menolak makanan. Biasanya sikap pilih-pilih makanan itu mencapai puncaknya di usia 2-6 tahun.

Perilaku pilih-pilih makanan itu terjadi karena anak-anak sudah memiliki gambaran sendiri suatu makanan harus punya tampilan dan bau seperti apa. Akibatnya mereka akan menolak semua yang berbeda dengan idenya.

Baca juga: 7 Cara Mengajarkan Kebiasaan Makan Sehat pada Anak

Orangtua juga perlu menyadari bahwa menolak makanan bukan karena disengaja. Beberapa studi mengungkap, dua pertiga anak yang neophobia karena faktor genetik. Si kecil mungkin mewarisi kecenderungan lebih suka makanan manis.

Penolakannya pada makanan baru juga mungkin merupakan bagian dari sikap adaptif nenek moyang karena makanan manis jarang yang beracun dibandingkan dengan yang rasanya pahit atau asam.

Salah satu cara untuk mencegah neophobia berlanjut adalah memberikan contoh perilaku pada anak. Misalnya saja, ayah dan ibu mencontohkan makan dengan lahap sayur-sayuran saat makan bersama.

Akan lebih efektif lagi jika anak melihat sekelompok orang menikmati makanan baru, misalnya saat acara kumpul keluarga atau pesta.

Membantu anak mengatasi rasa takutnya pada rasa makanan yang baru dibutuhkan kesabaran orangtua. Dibutuhkan setidaknya 10-15 kali ajakan dengan halus sampai ia mau mencoba.

Memaksa anak justru kontraproduktif. JIka anak sering diancam atau dipaksa, ia akan mengaitkan sebuah makanan dengan stres. Kelak ia pun akan semakin menghindari makanan tersebut.

Jangan jadikan waktu makan sebagai waktu perang. Bila si kecil menolak makanan yang diberikan, ikuti saja dulu, dan mencobanya lain hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com