Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak, 3 Tips Praktis Memulai Bisnis Fesyen Ala Pengusaha Sukses

Kompas.com - 28/10/2019, 06:20 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berbagai produk fesyen ternama, seperti Adidas, Nike, Louis Vuitton, Gucci, Supreme dan lainnya, tentu sudah menyandang predikat sebagai brand global.

Meski demikian, bukan berarti produk lokal Indonesia tidak bisa bersaing. Produk lokal bisa menjadi merek yang mendunia, dengan menjalani proses yang panjang.

“Salah satu strateginya yaitu melakukan apa yang dikerjakan global brand karena hal itu sudah menjadi pola bisnis dunia.”

Begitu kata CEO Mega Perintis, FX Afat Adinata Nursalim kepada Kompas.com seusai Kuliah Umum di Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB), belum lama ini.

Mega Perintis adalah perusahaan yang fokus pada industri fesyen untuk konsumen pria, lewat merek merek MOC, Men’s Top, Fakelondon, Ollo, Batiksplus dan Button Ink.

Mega Perintis juga mengembangkan toko fesyen pria dengan nama Manzone.

Baca juga: California Larang Penjualan Produk Fesyen Berbahan Bulu Binatang

Nah, berangkat dari kesuksesan Manzone dan merek di dalamnya, Afat pun berbagi sejumlah tips yang bisa dilakukan oleh kita yang baru ingin terjun ke bisnis serupa.

1. Kenali desain

CEO Manzone, FX Afat Adinata Nursalim Dok SBM ITB CEO Manzone, FX Afat Adinata Nursalim
Afat mengatakan, hal terpenting saat memulai bisnis fesyen adalah mengenali desain.

Jadi, kenalilah perkembangan desain di Tanah Air dan dunia, apa yang yang tengah tren, hingga desain yang diminati konsumen.

“Yang tidak kalah penting adalah bagaimana mengenali desain yang disukai target market,” tutur Afat.

Baca juga: Indonesia Fashion Week 2020, Kalimantan dan Fesyen Berkelanjutan

2. Pemasaran

Langkah penting lainnya adalah pemasaran. Dipasarkan online ataupun offline.

Namun sebelum melakukan pemasaran, enterpreneur harus mengetahui sasaran konsumennya.

Caranya dengan observasi dan riset pasar. Kemudian lakukan pendekatan demografi dan psikografi untuk menentukan segmentasi produk.

Tujuannya, agar bisa melihat target market produk.

"Jadi kalau buat mahasiswa, melakukan riset menurut saya agak terlalu kompleks, yang paling mudah adalah mereka melakukan observasi. Di target mana yang ingin dijangkau," papar dia.

Baca juga: Bukan Sekadar Fesyen, Kenalilah Kesabaran di dalam Sehelai Kain Batik

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com