KOMPAS.com - Berbagai produk fesyen ternama, seperti Adidas, Nike, Louis Vuitton, Gucci, Supreme dan lainnya, tentu sudah menyandang predikat sebagai brand global.
Meski demikian, bukan berarti produk lokal Indonesia tidak bisa bersaing. Produk lokal bisa menjadi merek yang mendunia, dengan menjalani proses yang panjang.
“Salah satu strateginya yaitu melakukan apa yang dikerjakan global brand karena hal itu sudah menjadi pola bisnis dunia.”
Begitu kata CEO Mega Perintis, FX Afat Adinata Nursalim kepada Kompas.com seusai Kuliah Umum di Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB), belum lama ini.
Mega Perintis adalah perusahaan yang fokus pada industri fesyen untuk konsumen pria, lewat merek merek MOC, Men’s Top, Fakelondon, Ollo, Batiksplus dan Button Ink.
Mega Perintis juga mengembangkan toko fesyen pria dengan nama Manzone.
Baca juga: California Larang Penjualan Produk Fesyen Berbahan Bulu Binatang
Nah, berangkat dari kesuksesan Manzone dan merek di dalamnya, Afat pun berbagi sejumlah tips yang bisa dilakukan oleh kita yang baru ingin terjun ke bisnis serupa.
Jadi, kenalilah perkembangan desain di Tanah Air dan dunia, apa yang yang tengah tren, hingga desain yang diminati konsumen.
“Yang tidak kalah penting adalah bagaimana mengenali desain yang disukai target market,” tutur Afat.
Baca juga: Indonesia Fashion Week 2020, Kalimantan dan Fesyen Berkelanjutan
Langkah penting lainnya adalah pemasaran. Dipasarkan online ataupun offline.
Namun sebelum melakukan pemasaran, enterpreneur harus mengetahui sasaran konsumennya.
Caranya dengan observasi dan riset pasar. Kemudian lakukan pendekatan demografi dan psikografi untuk menentukan segmentasi produk.
Tujuannya, agar bisa melihat target market produk.
"Jadi kalau buat mahasiswa, melakukan riset menurut saya agak terlalu kompleks, yang paling mudah adalah mereka melakukan observasi. Di target mana yang ingin dijangkau," papar dia.
Baca juga: Bukan Sekadar Fesyen, Kenalilah Kesabaran di dalam Sehelai Kain Batik