Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petikan Sasando untuk Lagu Bengawan Solo "Terbang" ke Roma...

Kompas.com - 04/11/2019, 10:46 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Gesekan biola dan suara merdu Mia Ismi, diiringi dengan petikan sasando dari Trio Sasando, serta tabuhan gendang melayu Kiehl Dharmawel berpadu serasi membawakan lagu Bengawan Solo.

Senandung itu sekaligus menandai dibukanya Workshop Diversity in Unity di Universitas La Sapienza, Roma, Italia.

Workshop tersebut memang mengambil tema musik sasando dan tari tradisional dari kawasan timur Indonesia.

Acara ini digelar terbatas, hanya untuk 50 mahasiswa jurusan etnomusikologi di perguruan tinggi tersebut.

Workshop telah menarik minat mahasiswa Italia untuk lebih dalam mempelajari seni dan budaya Indonesia serta mengembangkan dan mempromosikan wacana pendidikan musik Nusantara."

Begitu kata Dr. Nungki Kusumastuti salah satu maestro tari Indonesia yang menjadi salah satu narasumber pada acara yang digelar dalam rangkaian peringatan HUT ke-74 RI dan perayaan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Italia.

Baca juga: Semarak Hari Batik Warnai Pembukaan Festival Film Asiatica di Roma

Dr. Nungki KusumastutiDOKUMENTASI KBRI ROMA Dr. Nungki Kusumastuti
Acara ini digagas oleh KBRI Roma yang bekerja sama dengan Universitas La Sapienza, Roma dan Universitas Napoli L’Orientale, Naples.

Dalam kerja sama itu digelarlah Master Class/Workshop Diversity in Unity pada 30-31 Oktober 2019.

Selain Nungki Kusumastuti, ada pula dukungan dari penari dan musisi yang bergabung dalam grup seni Artina Jakarta pimpinan Haryati Abelam.

Di Roma, kegiatan ini juga disambut baik oleh dosen etnomusikologi Profesor Giovanni Giuriati.

Dia menyebut, acara ini dijadikan materi kuliah yang berguna untuk membuka wawasan para murid akan dunia seni di Asia Tenggara, khususnya Indonesia.

Dalam acara itu, Nungki Kusumastuti sempat menjelaskan alat musik sasando dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur yang diciptakan pada abad 17.

Dawai sasando menghasilkan nada yang saling mengisi dan setiap dawai memiliki peran untuk menciptakan harmoni. Sasando terbuat dari bambu dan daun lontar yang berfungsi sebagai resonator.

Tak sekadar alat musik, sasando bagi orang Rote memiliki makna mendalam, alat musik ini melambangkan filosofi hidup orang Rote yang berpusat pada pohon lontar sebagai pohon kehidupan.

Baca juga: 46 Karya Busana Wastra Nusantara Tutup Ajang Pekan Mode Roma

Mahasiswa jurusan etnomusikologi Universitas La Sapienza juga memiliki kesempatan untuk belajar memainkan alat musik sasando, dan menyaksikan tari Naikonos Larik dari Nusa Tenggara Timur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com