KOMPAS.com - Tak peduli sebahagia apapun ikatan pernikahan, hubungan paling sempurna sekalipun bisa saja menghadapi masalah bahkan perceraian.
Perceraian memang tidak mudah, namun seringkali perpisahan adalah opsi terbaik daripada tetap bersama.
Kadang-kadang ada permasalahan yang tidak bisa lagi didamaikan di balik keputusan bercerai, tapi ada pula hal-hal yang sebetulnya masih bisa diperbaiki dan dicegah untuk menghindarkan pernikahan dari perceraian.
Dilansir dari laman Times of India, setidaknya ada lima kebiasaan berbahaya yang jika terus dibiarkan bisa mengganggu hubungan pernikahan suami-istri:
Ketika muncul permasalahan dalam hubungan, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membahasnya sesegera mungkin. Namun, banyak pasangan memilih jalan yang lebih mudah dengan tidak membahas masalah itu.
Apa alasannya? Biasanya karena alasan klasik sindrom "fight or flight" dan mereka memilih pergi dari masalah. Sayangnya, itu justru akan membuat masalah tersebut tumbuh lebih besar. Ketika pertengkaran sudah terjadi, maka semuanya sudah terlalu terlambat.
Baca juga: Dua Modal yang Harus Dimiliki demi Pernikahan Langgeng dan Bahagia
Banyak dari kita yang melakukan itu, yaitu membawa masalah lama yang memicu pertengkaran yang lebih hebat. Ini adalah kebiasaan yang seharusnya dihindari.
Ketika seseorang kerap menyinggung masalah lama ketika berinteraksi dengan pasangan, hal itu tak hanya mengganggu, namun juga memicu amarah.
Jika kamu tidak bisa mengatasi masa lalu, bagaimana bisa merencanakan masa sekarang dan masa depan dengan baik?
Banyak orang yang kemudian membicarakan pasangannya di belakang setelah pertengkaran terjadi. Misalnya, menghubungi teman atau keluarga untuk menangis dan meluapkan perasaan.
Terkadang, tanpa disadari seseorang bisa bicara kejam tentang pasangannya pada orang lain, ketika pasangannya tidak ada di sekitarnya.
Namun percayalah, seringkali kata-kata lebih tajam daripada senjata dan bisa merusak hubungan pernikahan.
Baca juga: 10 Tanda Terjebak dalam Pernikahan yang Tak Bahagia
Meskipun mungkin kerap tak mengakuinya, namun banyak dari kita yang membandingkan pasangan saat ini dengan mantan pasangan lalu membuat catatan tentang perbedaan tersebut.
Kebiasaan ini tidak hanya merintangi seseorang untuk mengapresiasi masa depan, tapi juga bisa merusak pernikahan.
Ada batasan tipis yang membatasi sikap perhatian dan obsesif. Setelah menikah, banyak orang mulai bertingkah seperti "pelindung", terutama pria.
Mereka kemudian mengawasi segala aktivitas pasangan dan tidak berpikir dua kali ketika mengecek ponsel atau email pasangan.
Padahal, setiap orang seharusnya memiliki ruang privasi dan perilaku pasangan seperti itu bisa membuat frustrasi loh.
Baca juga: Memprediksi Kebahagiaan Pernikahan dari Sesi Foto Pra-Nikah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.