Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/11/2019, 06:40 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Demam bukanlah sebuah penyakit, melainkan gejala dari adanya infeksi atau gangguan lain dalam tubuh. Pilek dan flu bukan lah satu-satunya penyebab suhu tubuh lebih tinggi dari normal.

Suhu tubuh normal berkisar 37 derajat Celsius, tetapi ini sedikit bervariasi untuk setiap individu dan bahkan dapat turun-naik tergantung pada waktu hari.

"Bisa lebih rendah di pagi hari dan tinggi di sore dan malam hari," kata Michael Hall, seorang dokter yang berbasis di Miami.

Ketika suhu tubuh mencapai 38 derajat Celcius atau lebih tinggi dan berlangsung lebih dari beberapa jam, itu sudah termasuk demam, kondisi yang bisa disebabkan oleh banyak faktor.

Menurut para dokter, beberapa faktor ini juga berperan dari timbulnya demam :

1. Infeksi
Ketika sistem kekebalan mendeteksi ancaman seperti bakteri atau virus, zat yang dikenal sebagai pirogen dilepaskan ke dalam aliran darah untuk mencapai hipotalamus yang bertugas mengatur suhu tubuh.

“Ketika hipotalamus mendeteksi pyrogen, suhu tubuh akan naik dan menyebabkan demam sebagai upaya membunuh bakteri dan virus,” jelas Diana Gall, dokter umum.

Demam tinggi adalah salah satu cara tubuh dalam merespons dan melawan infeksi, tetapi suhu tubuh yang terlalu tinggi juga bisa berbahaya.

"Jika demamnya terus-menerus naik dan tidak turun dengan obat rumahan, Anda harus menemui dokter. Terutama jika demam disertai dengan sakit kepala yang parah, sulit bernapas, ada darah dalam urin atau feses, kemerahan pada kulit atau ruam, atau muntah. 

2. Aktivitas fisik luar ruang berlebihan
Suhu luar ruangan di bawah sinar matahari dan produksi panas aktivitas fisik akan membuat tubuh dapat menjadi panas.

Normalnya tubuh berfungsi cukup baik untuk mendinginkan badan melalui keringat dan pelebaran pembuluh darah. Tetapi, jika sistem ini tidak berfungsi maka suhu tubuh akan terus meningkat.

Cobalah mendinginkan tubuh. Karena jika kelelahan dan tubuh yang panas tidak segera ditangani, kita beresiko mengalami heatstroke. Gejalanya pusing, hilang kesadaran, dan suhu tubuh tinggi.

3. Vaksinasi
Vaksinasi berfungsi untuk mencegah infeksi bakteri atau virus, serta mempersiapkan tubuh untuk melawan infeksi itu sendiri.

"Ketika Anda mendapatkan vaksin, respons kekebalan tubuh akan distimulasi dan tubuh akan demam," kata Erik A. Larsen, asisten direktur EMS dan kesiapsiagaan darurat di White Plains Hospital di Westchester County, New York.

Larsen menambahkan, ketika tubuh mendapatkan vaksin, sebenarnya tidak benar-benar diserang oleh infeksi aktif. Tetapi, tubuh diajarkan bahwa suatu saat nanti mungkin akan ada infeksi yang menyerang.

4. Efek berhenti minum alkohol
Demam rendah dapat terjadi di hari - hari pertama setelah berhenti konsumsi alkohol. Hal ini terjadi karena sistem saraf pusat yang sebelumnya ditekan oleh alkohol kini kembali menyesuaikan diri.

Berhenti mengonsumsi alkohol juga dapat menyebabkan tremor, yang dapat memengaruhi panas tubuh.

“Tubuh bereaksi terhadap hilangnya pengaruh alkohol, yang menciptakan kontraksi otot. Ini membuat tubuh bergetar seperti tremor, dan ini meningkatkan suhu tubuh, ”kata Holly Phillips, internis umum di New York.

Baca juga: Mengatasi Perut Buncit akibat Kebanyakan Alkohol

5. Peradangan
Kondisi peradangan tertentu, seperti rheumatoid arthritis dan lupus, dapat menyebabkan demam. 

6. Obat-obatan tertentu
Demam juga dapat disebabkan karena konsumsi obat tertentu, seperti obat antibiotik, antimalaria, antikonvulsan, dan beberapa obat herbal. Dalam mengonsumsi obat baru, Anda harus memantu reaksi tubuh terhadap obat tersebut. Jika, setelah seminggu mengonsumsi obat baru dan demam belum sembuh, lebih baik untuk berhenti konsumsi obat tersebut.

7. Pembekuan darah
Gumpalan darah adalah sumber demam yang saat ini sedang dibahas dalam bidang medis.
"Jika Anda mengalami demam disertai rasa sakit, bengkak, dan kemerahan di kaki atau sesak napas, itu bisa menjadi tanda pembekuan darah," kata Nate Favini, pemimpin medis di layanan perawatan primer preventif Forward.

8. Endometriosis
Endometriosis adalah kondisi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding rahim tumbuh di luar rahim.

Kenneth Ward mengatakan, beberapa pasiennya mengalami demam dan gejala mirip flu setiap awal bulan pada haid mereka. Kemungkinan ini terjadi karena peradangan panggul parah yang disebabkan oleh pendarahan kronis perut dari endometriosis yang menyebar luas.

Jika hal ini terjadi, Ward menyarankan untuk menemui dokter untuk dilakukan screening dan melihat kondisi penyakit tersebut.

Gejala tambahan dari penyakit ini adalah kram selama periode haid atau timbul rasa sakit ketika hubungan seks, buang air kecil atau buang air besar.

IlustrasiThinkstockphotos Ilustrasi

9. Pascaoperasi
Peningkatan suhu pada hari-hari setelah operasi adalah hal yang sering ditemui, yang dikenal sebagai demam pasca operasi. Dalam kebanyakan kasus suhu tubuh akan turun sendiri.

"Tubuh memproduksi protein inflamasi sebagai respons terhadap operasi trauma. Ini menyebabkan demam sebagai reaksi untuk beberapa hari pertama pasca operasi," kata Laurence Gerlis, CEO dan pemimpin klinik di SameDayDoctor di London.

Meskipun jarang terjadi, biasanya demam muncul akibat efek samping dari penggunaan anestesi.

10. Infeksi menular seksual / Sifilis
Sifilis atau adalah penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri.
“Awalnya, sifilis muncul ditandai dengan benjolan mirip bisul, tidak menimbulkan rasa sakit, tidak gatal di kulit). Namun, jika tidak diobati, dapat menyebabkan demam tinggi, nyeri sendi, pembesaran kelenjar getah bening dan kelelahan,” kata Rina Allawh, dokter dermatologi.

11. Hipertiroid atau perubahan hormon
Penyakit hipertiroid  adalah penyakit akibat kadar hormon tiroid terlalu tinggi di dalam tubuh.
Hipertiroidisme sendiri tidak menyebabkan demam, tetapi dapat dipengaruhi akibat kelainan hormon yang sangat berbahaya dan fatal karena masuknya hormon tiroid ke dalam tubuh yang disebut badai tiroid.

Hal itu menyebabkan demam yang disertai dengan detak jantung yang cepat, fluktuasi dalam darah tekanan, dan getaran yang terkait dengannya.

Perubahan hormon yang terjadi selama menopause juga dapat menyebabkan suhu tubuh menjadi lebih hangat dari biasanya atau dikenal sebagai hot flashes.

12. Kanker
Yang perlu diingat, demam tidak selalu menandakan atau tanda utama dari kanker. Namun, itu bisa menjadi salah satu dari banyak gejala kanker.

Menurut dokter spesialis kanker Timothy S. Pardee, beberapa gejala dari kanker berhubungan dengan demam. Yang paling umum adalah leukemia dan limfoma, meskipun kanker lain dapat menyebabkan demam juga.

Hal ini terjadi karena sel-sel kanker membuat respon peradangan. Kemudian menyebabkan tubuh merespon menjadi demam.

Dalam kasus lain, sel-sel kanker itu sendiri mengeluarkan sitokin – suatu zat dalam tubuh, yang dapat menyebabkan demam. 

“Gejala tambahan dari kanker adalah penurunan berat badan yang tidak diinginkan dan keringat setiap malam hingga basah kuyup (di mana Anda harus mengganti baju atau seprai saat bangun). 

Lalu, kapan Anda harus waspada saat mengalami demam?

 

Menurut Amesh A. Adalja dari Johns Hopkins Center for Health Security di Maryland, waspadai demam ketika suhu tubuh tak selalu berkisar 38,3 derajat Celcius. Hal ini dapat dikaitkan dengan gejala lain seperti dehidrasi, kelelahan ekstrim, sesak napas, dan ruam parah. 

Selain itu, seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya rendah, jangan menunggu lama saat demam untuk memeriksakan diri ke dokter. Hal ini juga berlaku bagi ibu hamil, memiliki penyakit jantung atau paru-paru, atau bayi dan anak – anak.

Intinya, jika Anda khawatir dengan penyakit demam yang tak kunjung membaik, segera  temui dokter.  (Renna Yavin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com