Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Kasus Goo Hara, Kenali Hubungan yang Tak Sehat

Kompas.com - 26/11/2019, 15:54 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Kekerasan dalam hubungan tidak melulu hanya soal fisik. Kekerasan secara mental, juga nyata adanya dan sama-sama harus dihentikan karena dapat menimbulkan konsekuensi yang serius.

Sayangnya, berbeda dengan kekerasan secara fisik, emotional abuse atau kekerasan emosional seringkali tidak dikenali. Kasus ini baru mencuat ketika korbannya sudah mengalami kondisi yang menyedihkan.

Kekerasan emosional seperti inilah yang diduga menjadi salah satu penyebab tidak langsung meninggalnya Goo Hara, mantan anggota girl band group KARA.

Meninggalnya Goo Hara menimbulkan banyak spekulasi. Sebab, beberapa bulan sebelumnya, mantan anggota girl band group KARA ini pernah diduga mencoba melakukan percobaan bunuh diri. Goo Hara juga pernah terlilit masalah kekerasan dalam hubungan atau abusive relationship dengan mantan kekasihnya.

Beberapa bulan sebelumnya, tepatnya pada bulan Mei 2019, Goo Hara ditemukan tidak sadarkan diri di rumahnya. Diduga, saat itu, ia melakukan percobaan bunuh diri. Beruntung, ia ditemukan oleh managernya sebelum kondisi semakin parah.

Kisah hidup Goo Hara beberapa tahun terakhir ini memang bisa dibilang pilu. Sebelum dugaan percobaan bunuh dirinya, Hara, panggilan akrabnya, juga harus berurusan dengan pihak berwajib akibat perseteruannya dengan sang kekasih kala itu.

Baca juga: Fakta Kematian Goo Hara, Eks Member KARA

Hara mengalami kekerasan, hingga lebam di sekujur tubuh dan harus di rawat di rumah sakit. Pria yang kini sudah menjadi mantan kekasihnya itu juga diduga mengancam Hara untuk menyebarkan video saat mereka berhubungan seksual.

Jauh sebelum kasus kekerasan yang diterimanya, Goo Hara juga kerap menjadi sosok yang dirundung oleh masyarakat dunia maya. Banyak komentar-komentar kejam di sosial media harus diterimanya sehingga ia menjadi depresi.

Baca juga: Goo Hara Meninggal, Kini Muncul Petisi untuk Hukum Mantan Kekasihnya

Melihat dari kisah hidup Goo Hara, kekerasan dalam hubungan atau abusive relationship benar-benar bisa merusak kehidupan korbannya. Sayangnya, masih banyak perempuan yang tidak menyadari bahwa dirinya sedang berada dalam abusive relationship.

Nah, bagaimana kita mengetahui sedang berada dalam hubungan tak sehat? Langkah paling awal untuk menghentikan hubungan yang penuh dengan kekerasan adalah dengan mengenali ciri-cirinya, seperti berikut ini.

  • Pasangan seringkali mencelakai secara fisik, seperti menampar, mendorong, memukul, atau menendang.
  • Terlalu mengontrol semua sisi kehidupanmu, mulai dari cara berpakaian, teman yang boleh dikunjungi, hingga kata-kata apa yang boleh dan tidak boleh diucapkan.
  • Seringkali membuat kamu malu sehingga merasa tidak berharga (sebagai contoh, pasangan merendahkanmu, namun mengatakan bahwa ia mencintai).
  • Mengancam ia akan mencelakai kamu atau dirinya sendiri jika kamu berusaha mengakhiri hubungan.
  • Memutarbalikkan fakta sehingga kamu terlihat menjadi pihak yang bersalah dalam suatu konflik yang disebabkan oleh dirinya sendiri.
  • Memaksa kamu memberitahukan kepadanya di mana kamu berada setiap saat dan setiap waktu.
  • Cemburu berlebihan dan marah apabila kamu menghabiskan waktu bersama dengan teman-temanmu.

Baca juga: 5 Tanda Kamu Berada dalam Hubungan yang Beracun

Hati-hati juga apabila pasangan sudah mulai meminta hal-hal yang tidak masuk akal dan permintaannya diawali dengan kata-kata “kalau kamu sayang, kamu pasti mau lakukan hal ini untuk aku”. Kata-kata tersebut menjadi tanda bahwa pasangan sedang berusaha memanipulasi dirimu.

Hal yang terpenting dari menyadari apabila kamu berada di hubungan yang penuh dengan kekerasan fisik maupun mental adalah, percaya perasaanmu. Jika kamu merasa ada sesuatu yang tidak beres dalam interaksi dengan pasangan, maka hal tersebut kemungkinan besar memang terjadi.

Apa yang harus dilakukan jika merasa mengalami abusive relationship?

Apabila pasangan melakukan berbagai bentuk kekerasan, ingatlah hal-hal di bawah ini.

  • Perilaku buruk yang ditunjukkan oleh pasangan, bukan karena salah kamu
  • Siklus kekerasan yang terjadi pada dirimu, bukanlah salah kamu
  • Kamu berhak diperlakukan dengan baik
  • Kamu berhak memiliki hidup yang aman dan bahagia
  • Anak-anak juga berhak memiliki hidup yang aman dan bahagia
  • Kamu tidak sendiri. Pasti ada orang sekitar yang peduli dan akan membantu

Ingat, jangan terlalu banyak berharap pasangan akan mengubah perilaku buruknya. Sebab, orang yang sering menggunakan kekerasan, memiliki gangguan emosional dan psikologis yang mendalam. Sehingga, perubahan akan sangat sulit terjadi, meski bisa.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com