Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/12/2019, 16:03 WIB
Nabilla Tashandra,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber adf.org

KOMPAS.com - Berkendara membutuhkan fokus, konsentrasi, dan kesadaran penuh. Berkendara dengan kondisi di bawah pengaruh obat-obatan bisa membahayakan diri sendiri, penumpang kendaraan, dan orang lain di jalan.

Lebih lanjut, seperti apa bahaya efek obat-obatan terhadap kemampuan berkendara seseorang?

Dilansir dari laman Alcohol and Drug Foundation Australia (ADF), obat-obatan dalam dosis rendah sekalipun dapat secara signfiikan mengurangi kemampuan berkendara seseorang.

Pengemudi yang mengonsumsi ganja mungkin berkendara dengan sangat lambat, sulit tetap terjaga, dan sulit memertahankan posisi di jalur tertentu.

Baca juga: Bahayanya Minum Obat Kedaluwarsa

Sementara amfetamin dan ekstasi bisa membuat pengendara melaju tidak menentu, penglihatan berkurang dan meningkatkan risiko berkendara lainnya.

Bahkan ketika mengonsumsi obat-obatan dengan resep, baik legal maupun ilegal, kamu juga perlu berhati-hati dengan potensi risikonya ketika dibawa berkendara.

Sebab, kemungkinan kamu akan merasa mengantuk, agresif, pusing, mual, bahkan gemetar sehingga berbahaya jika tetap berkendara karena kondisi tersebut akan memengaruhi pandangan.

Efek obat-obatan berbeda pada setiap orangnya. Beberapa faktornya antara lain ukuran, berat badan dan kondisi kesehatan, kebiasaan konsumsi obat-obatan, serta apakah ada kombinasi dengan obat lain.

Faktor-faktor tersebut memengaruhi tingkat keamanan seseorang dalam berkendara.

Baca juga: Mengapa Sebaiknya Orang dengan Diabetes Tak Mengemudi?

Kombinasi obat dengan efek sama bisa meningkatkan dampaknya satu sama lain. Ini dapat menyebabkan ketegangan lebih pada organ-organ dalam tubuh dan meningkatkan risiko overdosis.

Obat-obatan dengan efek serupa, misalnya alkohol dan ganja, alkohol dan benzodiazepin, atau amfetamin dan ekstasi.

1. Kombinasi obat depresan (untuk memperlambat aktivitas sistem syaraf pusat), seperti alkohol, ganja, heroin, dan benzodiazepin.

Efeknya antara lain mengurangi reaksi, menurunkan konsentrasi, mengantuk, kesulitan memproses informasi, serta kesulitan melakukan aktivitas lebih dari satu dalam satu waktu (misal nya menjaga mobil tetap pada jalur sambil memerhatikan lalu lintas).

2. Kombinasi obat stimulan (untuk meningkatkan aktivitas sistem syaraf pusat), seperti amfetamin.

Efeknya antara lain menambah ketegangan pada tubuh, terutama jantung dan organ vital lainnya.

Sehingga, memicu terjadinya kesulitan konsentrasi, gelisah, agresif dan cara berkendara yang membahayakan, meningkatkan pengambilan risiko, hingga terlalu percaya diri dalam berkendara.

3. Kombinasi obat psikedelik (mengubah persepsi seseorang, bahkan mengakibatkan halusinasi), seperti ketamin, LSD, magic mushroom, meskalin, dan PCP. Kombinasi ekstasi dan ganja juga bisa memberi efek halusinasi.

Konsumsi obat-obatan tersebut bisa menyebabkan halusinasi pengelihatan atau pendengaran, bahkan mengalami hal-hal nyata dengan kenyataan yang berbelok.

Efek psikedelik bervariasi. Kombinasi dua atau obat tipe ini bisa menimbulkan efek tak terprediksi terhadap kemampuan berkendara.

4. Kombinasi obat dengan efek berbeda bisa menurunkan kemampuan koordinasi dan menurunkan kemampun berkendara. Contohnya, menggabungkan alkohol dengan esktasi, atau kokain dengan benzodiazepin.

Jika kamu minum alkohol menggunakan amfetamin, kamu mungkin tidak akan merasakan efek depresan dari alkohol tersebut karena tertutup oleh efek stimulan dari amfetamin.

Dalam kondisi ini kamu mungkin saja merasa masih bisa berkendara, namun pada kenyataannya kamu sudah mabuk.

Halaman:
Sumber adf.org
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com