Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detoks yang Perlu Dilakukan Setelah Libur Panjang

Kompas.com - 04/01/2020, 11:34 WIB
Lusia Kus Anna

Editor


KOMPAS.com – Saat menikmati liburan panjang akhir tahun biasanya kita tak peduli lagi pada kandungan gula atau lemak dalam makanan. Yang penting rasanya enak. Nah, awal tahun bisa menjadi waktu yang tepat melakukan detoks.

Tak perlu mengikuti diet populer atau cuma minum jus untuk membersihkan tubuh. Hal itu bukan hanya tidak membantu, tetapi dapat membuatmu dehidrasi dan menyebabkan efek negatif lain pada kesehatan.

Detoks bisa kita lakukan dengan melakukan perubahan kecil dan sederhana tapi berkelanjutan, dengan beberapa tips berikut ini.

1. Mengatur ulang waktu tidur
Jika Anda makan, minum, dan bersenang-senang selama liburan, kemungkinan kamu juga kurang tidur. Orang dewasa disarankan tidur 7-9 jam setiap malam.

“Ini adalah waktu yang baik untuk mulai mengatur kembali waktu tidur karena selama liburan biasanya kita keluar dari ritme tidur normal,” kata Steven Wengel, MD, asisten wakil rektor kesehatan University of Nebraska Medical Center.

Wengel menambahkan, jika kita tetap berada di luar rutinitas normal selama berminggu-minggu akan sulit untuk kembali ke rutinitas semula.

Kurang tidur juga dapat membuat kita kehilangan hormon kenyang sehingga cenderung makan berlebihan. Kurang tidur pun dapat meningkatkan hormon kortisol yang membuat lebih cemas.

Baca juga: Kurang Tidur Picu Nafsu Makan Berlebih, Benarkah?

2. Sarapan
"Penelitian menunjukkan, orang yang sarapan akan makan lebih sedikit kalori sepanjang hari," kata ahli nutrisi diabetes Meghan McLarney.

Sarapan apa yang sehat? Sarapan dengan makanan dan minuman apapun yang memiliki nilai gizi. Kuncinya adalah memiliki dua kelompok makanan, dan protein menjadi salah satunya. Jus sayuran atau buah dan sepotong keju adalah pilihan yang baik, seperti halnya selai kacang pada roti gandum.

Sarapan sehat juga membantu kamu untuk mengontrol gula darah sepanjang hari dan dapat meningkatkan kinerja kognitif.

3. Pilih makanan utuh (whole food)
Maksudnya adalah kita mendapatkan nutrisi dari makanan yang sebenarnya. Makanan utuh juga berarti makanan yang paling sedikit diproses.

Ahli diet Yasi Ansari mengatakan, kita disarankan setidaknya makan lima porsi buah dan sayur setiap hari untuk meningkatkan serat secara keseluruhan.

Tubuh juga setidaknya mendapatkan tiga ons protein rendah lemak melalui sumber hewani atau nabati setiap kali makan. Jangan lupa kurangi gula tambahan dan lemak jenuh, serta tingkatkan makanan yang dapat membantu kerja hati, seperti bit, sayuran, lemon, dan alpukat.

Produk makanan fermentasi pun dapat membantu mendukung kesehatan usus, seperti yogurt, kimchi, dan miso.

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

4. Melatih mindfulness
Kamu bisa memiliki perhatian penuh (mindful) saat melakukan aktivitas harian, entah itu saat mengemudi, bekerja, mencuci piring, dan makan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com