Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menarik, Olah Popok Bayi Bekas Jadi Batako dan Minyak Bakar

Kompas.com - 20/01/2020, 16:26 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Limbah popok bayi kerap menimbulkan masalah bagi lingkungan. Masyarakat banyak membuang bahan tersebut begitu saja bersama sampah lainnya.

Berdasarkan riset Bank Dunia tahun 2017, popok sekali pakai menyumbang 21 persen sampah yang dibuang ke laut.

Hal itu jelas membahayakan. Sebab, kandungan kimia dalam popok bisa mengganggu kehidupan ikan di laut.

Berbagai teknologi pun diuji coba untuk mengolah limbah popok menjadi barang yang lebih bermanfaat.

Salah satunya melalui teknologi bernama hidrotermal.

Baca juga: Jantie, Celana Denim Mirip Popok Bayi Seharga Rp 4,5 Juta

Mesin ini pada intinya memasak limbah popok hingga diolah menjadi bahan bangunan, bahan insulasi, kertas, dan bahan bakar minyak.

Sedangkan plastik non daur ulang yang ada di dalam popok, dapat digunakan sebagai minyak tanah.

“Kita tinggal memasukkan sampah popok ke dalam mesin. Nanti kandungan fiber dan plastik dalam popok akan terpisah dengan sendirinya.”

Hal tersebut disampaikan CEO Guna Olah Limbah (GOL), Arcie Satya Nugroho di Bandung, akhir pekan lalu.

Alumnus Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 1996 ini mengatakan, popok akan dimasak dalam temperatur tinggi sekitar 180-200 derajat.

“Suhunya sangat tinggi sehingga segala virus bisa mati,” tutur Arcie.

Baca juga: Ruam Popok pada Bayi, Kapan Harus ke Dokter?

Hasil dari pengolahan popok ini bisa diubah menjadi pokbrick (batako). Satu batako membutuhkan 2-3 popok dicampur dengan semen.

Setelah diuji coba, pokbrick dari popok ternyata lebih tahan terhadap api, kuat, dan lebih ringan, sehingga lebih tahan gempa.

Hal tersebut terjadi karena kandungan fiber dalam limbah popok.

“Tidak banyak negara yang berhasil mengolah sampah popok. Yang saya tahu, Inggris salah satunya. Tapi teknologinya tidak lebih canggih dari kita,” ungkap Arcie.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com