Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adidas Superstar dan Kisah Kolaborasi di Dunia Sneakers

Kompas.com - 21/01/2020, 19:06 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dewasa ini, kata "kolaborasi" makin sering terdengar. Dan itu menjadi salah satu resep agar sebuah produk menjadi laris kembali, apalagi bila menggandeng nama besar.

Sebenarnya kolaborasi bukan barang baru. Sekitar 15 tahun lalu, Adidas merayakan anniversary ke-35 seri Superstar yang disebut-sebut menjadi cikal bakal budaya kolaborasi di dunia sneaker modern seperti yang kita kenal sekarang.

Kini, ketika Superstar merayakan ulang tahun ke-50, cerita soal kesuksesan 35 pasang sepatu kolaborasi yang dibuat pada tahun 2005 itu masih diperbincangkan.

"Pengaruh proyek itu luar biasa. Ia seolah menciptakan panggung bagi sneakers di masa depan dalam beberapa hal," kata Gary Aspden, brand consultant Adidas dan kurator Adidas Spezial, yang mengalami sendiri kolaborasi epik 2005.

Sejarah panjang sepatu terpopuler kedua Adidas ini (paling populer tentu saja Stan Smith) dimulai pada awal 1960-an. Adidas Superstar muncul sebagai sepatu basket low-top pertama dengan pelindung depan karet untuk meningkatkan ketahan sepatu di lapangan.

Secara teknis sepatu ini dirancang pada tahun 1969, tetapi mulai dipasarkan tahun 1970. Adidas Superstar mengadopsi beberapa bentuk sepatu pendahulunya seperti sol herringbone milik Supergrip dan mid top dari Pro Model.

Baca juga: Adidas Superstar, Menjadi Bintang Sejak 50 Tahun Lalu

Aslinya, Superstar original dibuat di Prancis dan segera populer di kalangan pemain NBA era 70-an seperti Kareem Abdul-Jabbar.

adidas superstar dipakai Run DMCadidas adidas superstar dipakai Run DMC
Satu dekade kemudian, Superstar menjadi bagian tak terpisahkan dari tampilan hip-hop. Bisa dibilang, itu adalah sepatu basket kulit pertama yang menemukan kehidupan lebih baik di jalanan daripada di lapangan basket.

Sejarahnya sebagai sepatu yang melambangkan budaya hip-hop dipamerkan dalam karya-karya fotografer jalanan Jamel Shabazz dan Martha Cooper, dan di kaki penulis grafiti seperti Lee Quinones dalam film Wild Style karya Charlie Ahearn di tahun 1982.

Berikutnya, Run-DMC merilis lagu berjudul "My Adidas" pada tahun 1986, seakan meresmikan hubungan antara sneaker Adidas Superstar dengan genre hip-hop.

Dari sana, Adidas Superstar menjadi bagian integral dari beberapa subkultur berbeda. Menuju ke tahun 90-an, iklan streetwear Stussy (dimotori orang-orang seperti James Lebon) menampilkan gebrakan jelas yang memberikan signature pada Superstar.

Brand asal Jerman ini juga mendorong Superstar memasuki dunia skate, dengan merangkul Mark Gonzales yang memang sudah sering terlihat memakai sepatu berjulukan shell toe itu karena bagian ujungnya yang mirip kerang.

Tapi ada sesuatu yang diam-diam meledak di Jepang, di mana seri Superstar buatan Prancis dan Hungaria dicari-cari dan dihargai jauh lebih tinggi.

Perlu dicatat bahwa pada pertengahan 1990-an, Adidas mengalihkan sebagian besar produksinya ke Asia, sehingga barang yang dibuat di Perancis dan Hungaria menjadi istimewa.

adidas Superstar Bathing Apeadidas adidas Superstar Bathing Ape
Lalu saat brand asal Jepang Bathing Ape atau BAPE membuat "Super Ape Star", seluruh dunia pun menoleh kembali pada Superstar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com