Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cari Diagnosis Online Bikin Depresi Penderita Kanker

Kompas.com - 20/02/2020, 20:55 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penderita kanker yang menggunakan internet untuk mendapat jawaban tentang diagnosis penyakit mereka sering merasa cemas, depresi, dan bingung.

Responden sebuah survei menyebut, alasan mereka mencari diagnosis secara online adalah melihat informasi lebih lanjut tentang penyakit dan juga prognosis (perjalanan penyakit atau terapi pengobatan).

 

Survei itu dilakukan oleh badan amal di Inggris, Macmillan Cancer Support, terhadap 2.004 orang dewasa. Sekitar 39 persen pasien yang mengikuti survei ini mengaku mencari informasi tentang penyakitnya di internet dan juga melakukan diagnosis online.

Lebih dari seperempatnya --27 persen-- melaporkan hal itu memiliki dampak buruk bagi kesehatan mentalnya.

Sebanyak lima persen responden mengaku mereka pikir mereka akan meninggal setelah melakukan pencarian diagnosis di internet.

Itu sebabnya Macmillan Cancer Support mengeluarkan peringatan keras agar tidak mencari diagnnosis kanker secara online.

Baca juga: Gejala Kanker Kolon dan Bagaimana Mencegahnya Sejak Dini

"Dalam masyarakat digital saat ini, bisa dimengerti jika orang mencari diagnosis online ketika mereka diberitahu mereka menderita kanker," ujar Dr. Rosie Loftus, kepala medis Macmillan Cancer Support.

"Namun, sangat mengkhawatirkan begitu banyak orang beralih ke internet untuk mendapat dukungan dan disajikan dengan gambaran yang negatif. Adalah penting pasien kanker diberi dukungan sejak hari pertama."

Profesor Peter Johnson, direktur klinis National Health Service untuk kanker mengatakan, pencarian online adalah cara cepat dan populer untuk menemukan informasi.

"Internet dan media sosial seharusnya membantu orang menemukan sumber informasi yang bisa diandalkan, bukan yang mempromosikan mitos dan 'obat ajaib' yang tidak membantu, dan paling parah mempertaruhkan nyawa orang," katanya.

Selain mencari informasi tentang penyakit, tak sedikit responden mengatakan mereka telah menemukan obat kanker palsu dari online.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com