Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketakutan Menyebar Lebih Cepat Daripada Coronavirus

Kompas.com - 02/03/2020, 14:34 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Forbes

KOMPAS.com— Kepanikan masyarakat menghadapi virus Covid-19 terlihat dari aksi memborong masker, membuat masker menjadi langka.

Namun, seperti yang dinyatakan oleh para ahli kesehatan, masker wajah biasanya tidak diperlukan kecuali kamu sedang tidak sehat atau bekerja dengan mereka sedang flu. Bahkan, cara pemakaian masker yang salah sebenarnya bisa membuat kita lebih berisiko terjangkit.

Untuk itu sebelum memutuskan untuk memborong semua masker dan membeli stok makanan berlebihan, ada baiknya untuk mempertimbangkan beberapa fakta untuk menempatkan ketakutan kita dalam perspektif yang benar.

Fakta tentang flu dan Covid-19

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, lebih dari 60.000 orang meninggal karena flu atau penyakit serupa flu setiap tahun (yaitu 168 kematian per hari).

Mereka yang paling mungkin meninggal akibat virus Corona, cocok dengan profil yang sama dengan kematian akibat flu yakni, orang berusia di atas 65 tahun, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah dan mereka yang memiliki penyakit sebelumnya.

Baca juga: Panduan Lengkap Menghadapi Wabah Virus Corona

Semua yang berada di AS, Singapura, dan negara lain yang dirawat karena virus tersebut menunjukkan respon positif pada perawatan. Jadi tidak seperti SARS yang memiliki tingkat kematian sekitar 10 persen, virus Wuhan (salah satu coronavirus dari keluarga yang sama dengan SARS) hanya menunjukkan tingkat kematian sekitar 3 persen.

Seperti yang telah kita lihat dengan wabah sebelumnya seperti H1N1 atau flu babi, influenza atau flu musiman biasa, sebenarnya menyebabkan lebih banyak penyakit dan lebih banyak kematian daripada jenis flu Wuhan.

Jadi, jika kita takut akan sesuatu, ada banyak bahaya potensial yang membuat kesehatan lebih berisiko untuk terganggu.

Baca juga: WNI Positif Corona, Komisi IX Minta Pemerintah Perketat Akses Masuk

Kelola stress

Mulailah dengan mengelola stres yang timbul karena kepanikan. Karena dengan menjadi stres, kurang istirahat, makan sembarangan, infeksi jadi lebih mudah menyerang.

Tentu sebagai manusia kita secara psikologis dirancang siap untuk menghadapi stres. Waspada terhadap ancaman potensial terhadap keselamatan, kelangsungan hidup dan keamanan kita (fisik, mental, dan emosional).

Sejumlah petugas mengenakan pakaian pelindung lengkap saat bersiap menyambut kedatangan kru kapal pesiar Diamond Princess yang dinyatakan negatif virus corona di Bandara Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Minggu (1/3/2020). Pemerintah mengevakuasi 69 kru kapal pesiar Diamond Princess dari Yokohama, Jepang dan selanjutnya akan menjalani proses observasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, Jakarta.ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA Sejumlah petugas mengenakan pakaian pelindung lengkap saat bersiap menyambut kedatangan kru kapal pesiar Diamond Princess yang dinyatakan negatif virus corona di Bandara Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Minggu (1/3/2020). Pemerintah mengevakuasi 69 kru kapal pesiar Diamond Princess dari Yokohama, Jepang dan selanjutnya akan menjalani proses observasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, Jakarta.

Otak kita diprogram untuk lebih fokus pada apa yang bisa membuat kita kehilangan daripada pada apa yang bisa kita dapatkan.

Jadi wajar ketika berita utama mulai membombardir dengan ancaman "virus pembunuh," pandemi global dan keadaan darurat kesehatan, imajinasi berlebih yang kemudian membuat masyarakat bersiap untuk menghadapi skenario terburuk.

Belum lagi beredar banyak hoax, masyarakat jadi gegabah mengambil langkah yang sebenarnya tidak perlu.

Baca juga: 2 Warga Depok Positif Corona, Menkes: Imunitas Dinaikkan, Pasti Sembuh Sendiri

Peran penting pemerintah

Pemerintah melalui otoritas kesehatan perlu mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi warga negara. Sosialisasi tentang tindakan apa yang dilakukan pemerintah menghadapi Corona diperlukan agar masyarakat tenang.

Masyarakat perlu mendapat informasi ke mana harus melaporkan diri dan mendapat pengobatan jika curiga terpapar Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Forbes
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com