Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Tenaga Kesehatan Harus Menghadapi Risiko Tertular Virus Corona

Kompas.com - 17/03/2020, 15:36 WIB
Gading Perkasa,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Selain orang lanjut usia, para petugas kesehatan juga lebih rentan terinfeksi virus corona.

"Kita tahu angka kematian tinggi pada orang tua, tetapi karena alasan yang kami tidak mengerti, tenaga kesehatan juga berisiko besar terkena virus meskipun usia mereka lebih muda."

Demikian kata Dr. Peter Hotez, dekan sekolah nasional penyakit tropis di Baylor College of Medicine, Houston.

"Tidak ada yang lebih mengganggu kestabilan daripada petugas kesehatan yang jatuh sakit," kata dia kepada CNN.

Baca juga: Kelompok yang Paling Rentan jika Tertular Virus Covid-19

Butuh waktu untuk menentukan apa yang membuat mereka lebih rentan sakit daripada pasien lain.

Ucapan Hotez ini bukan tanpa sebab. Akhir pekan lalu, American College of Emergency Physicians mengatakan, dua dokter yang menderita virus corona berada dalam kondisi kritis.

Keduanya seorang dokter, berusia 40-an dan 70-an di Patterson, New Jersey.

Belum bisa dipastikan apakah dokter asal Washington yanh terjangkit virus tersebut usai melakukan pekerjaannya atau terpapar dari masyarakat, namun ia mematuhi seluruh protokol, kata American College of Emergency Physicians.

Sementara, Dokter asal New Jersey, spesialis kesiapsiagaan darurat, dirawat di rumah sakit dengan masalah pernapasan atas dan diisolasi di unit perawatan intensif pada hari Sabtu lalu.

"Saya sangat sedih dengan berita ini, tetapi tidak terkejut," kata presiden ACEP, Dr. William Jaquis.

"Sebagai dokter darurat, kita tahu risiko panggilan kita. Kita bersatu dengan kolega kita."

Baca juga: Paparan Virus Corona Lebih Rentan Saat Tidur?

Dr. Li Wenliang, dokter di Wuhan Central Hospital yang dipuji sebagai pahlawan karena berusaha mengingatkan bahaya virus corona --meski polisi menuduh ia menyebarkan rumor-- meninggal beberapa minggu kemudian karena paparan virus corona.

Setelah memberi tahu teman sekelasnya tentang tujuh pasien yang dikarantina usai didiagnosis dengan virus corona pada bulan Desember, sang whistleblower itu meninggal karena penyakit tersebut pada 7 Februari.

Pada saat itu, jumlah kasus di Cina baru mencapai 31.000 kasus. Kini, jumlahnya lebih dari 170.000 kasus di seluruh dunia.

"Mungkin itu karena paparan dosis virus lebih tinggi yang menyerang mereka," Hotez berhipotesis dalam wawancara dengan CNN.

"Kami tidak benar-benar tahu. Butuh waktu untuk mempelajarinya."

Isolasi dan perawatan virus corona sudah membebani pemerintah dan rumah sakit di seluruh negeri.

Dan ketika petugas perawatan kesehatan absen tidak mampu merawat pasien, Hotez mengatakan, sampai saat ini belum ada yang memiliki rencana cadangan untuk menghadapinya.

"Karena itu kita harus melakukan sesuatu untuk memberi kenyamanan ekstra bagi para pekerja kesehatan di garis depan," kata Hotez.

Baca juga: Awas, Serangan Panik Punya Gejala Mirip Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com