BrandzView
Konten ini merupakan kerjasama Kompas.com dengan Arla

Orangtua, Kenali Manfaat Organic Parenting untuk Pertumbuhan Anak yang Optimal

Kompas.com - 18/03/2020, 10:03 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Martin (39), warga Jakarta Timur, kerap mengajak anak-anaknya beraktivitas di lapangan rumput. Bahkan, si bungsu yang belum berusia 2 tahun pun tak jarang ikut merumput bersamanya.

“Anakku itu aktif banget. Jadi dicarikan kegiatan yang bisa bikin dia aktif buat pelampiasan energinya, salah satunya lari di lapangan rumput dekat rumah sebagai kegiatan yang paling disuka,” kata Martin saat dihubungi Kompas.com melalui WhatsApp, Senin (16/3/2020).

Ia pun mengikutkan anak-anaknya di klub lari Eduard Atletik Club yang dibina mantan atlet marathon Eduardus Nabunome. Bahkan, anaknya yang berusia satu tahun bernama Banyu juga sering diajak.

Ia melanjutkan, aktivitas tersebut sekaligus menjadi sarana mengenalkan si anak kepada stimulus alami lingkungan.

Efek positifnya, lanjut Martin, anaknya menjadi sangat jarang menyentuh gadget atau screen time.

“Harapanku, minatnya bisa jadi sesuatu yang positif buat dia. Dan dengan suka aktivitas di luar seperti lari, main sama teman-temannya, dia lebih peka sama lingkungan sekitar dan lebih bersosialisasi,” imbuh dia.

Apa yang dilakukan Martin kepada anaknya itu merupakan salah satu contoh organic parenting yang bisa ditiru orangtua milenial di Indonesia.

Organic parenting sendiri mengedepankan ikatan antara orangtua dan anak, sambil berinteraksi dengan berbagai stimulus di lingkungan sekitar.

Aktivitas fisik, bagian dari organic parenting

Seperti yang diketahui, perkembangan teknologi, mulai dari smartphone hingga permainan elektronik saat ini kian menjauhkan anak dari alam.

Bahkan, orangtua masa kini tidak sedikit yang mulai mengenalkan gadget pada anak sejak dini dengan berbagai alasan, salah satunya agar si anak tenang.

Contohnya, orangtua menyalakan televisi atau laptop, sehingga anak akan tenang dengan berfokus menonton tayangan film kartun.

Padahal, aktivitas fisik di alam pada anak yang merupakan bagian dari organic parenting memiliki dampak positif bagi pertumbuhannya.

Adapun untuk anak di bawah satu tahun, WHO menyarankan mereka untuk tidak menatap layar sama sekali, melainkan terus aktif saat berbaring.

Untuk mendukung pertumbuhannya di usia itu, orangtua bisa sesering mungkin memberikan stimulus, misal mengajak anak bicara sambil mengawasi.

Bayi yang belum bisa bergerak dapat berlatih tengkurap dan telentang sepanjang hari guna melatih kekuatan otot leher, dada, dan lengan.

Aktivitas tersebut juga akan bermanfaat untuk melatihnya memperbaiki keseimbangan tubuh agar terangsang untuk bisa bergerak.

Untuk anak usia 1-2 tahun, WHO menyarankan mereka beraktivitas fisik selama tiga jam dan tidak berdiam diri dalam posisi yang sama selama lebih dari satu jam.

Tak hanya berhenti saat bayi. Konsep organic parenting pun masih harus diterapkan setelah bayi memasuki fase balita dan anak-anak.

Studi dalam American Journal of Preventive Medicine menemukan, anak yang bermain di luar rumah menunjukkan peningkatan kreativitas, keterampilan memecahkan masalah, kerja sama, dan disiplin.

Masih belum berakhir. Di luar rumah, kemampuan anak mengambil keputusan dan risiko juga akan dilatih. Nantinya, rasa percaya diri anak akan meningkat saat menjelajah lingkungan, meski ada risiko.

Organic parenting dalam pola makan anak

Konsep organic parenting tidak hanya terbatas mengenalkan anak pada aktivitas fisik di alam semata.

Pola makan anak harus turut diperhatikan dalam konsep tersebut. Caranya adalah dengan mengutamakan makanan yang alami.

Produk organik menjadi pilihan tepat karena diproduksi sealami mungkin tanpa pestisida, serta bebas antibiotik dan hormon dalam prosesnya, sehingga baik untuk kesehatan anak.

Proses tersebut membuat produk organik kaya nutrisi. Dengan begitu, gizi yang diperlukan anak dapat terpenuhi.

Studi dalam British Journal of Nutrition menunjukkan, anak usia dua tahun yang mengonsumsi makanan dan susu organik memiliki jumlah kasus mengi dan eksim lebih sedikit dari anak pemakan produk konvensional.

Selain itu, pola makan dengan produk organik dapat membuat anak-anak jauh lebih fokus, aktif, dan pekerja keras daripada mereka dengan pola makan non-organik.

Pola makan organik pun bisa menurunkan risiko Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau kondisi di mana individu kesulitan fokus pada sesuatu.

Bahkan, perbaikan kondisi anak-anak dengan ADHD melalui konsumsi produk organik kian nyata dan tanpa efek samping.

Dengan mengonsumsi produk organik, artinya si anak tidak memakan produk berkadar gula tinggi, berpestisida, serta mengandung antibiotik dan hormon yang tentu tidak baik untuk kesehatannya.

Produk organik unggulan

Para orangtua hendaknya mulai menyiapkan atau memasak makanan dari bahan-bahan organik yang bisa didapatkan di pasaran.

Tak hanya sehat, kualitas makanan pun meyakinkan karena bumbu atau bahannya sudah pasti tidak berbahaya.

Namun bila tidak sempat memasak, orangtua tak perlu pusing karena sudah banyak produk makanan anak organik yang berkualitas.

Salah satunya adalah Arla Foods Amba. Perusahaan susu asal Denmark ini menyediakan berbagai produk khususnya susu dengan konsep organik.

Konsep organik pada perusahaan susu asal Denmark berusia 130 tahun ini telah diterapkan, bahkan mulai dari peternakan sapi dengan standar tinggi.

“Mulai dari pakan sapi, kami menggunakan campuran rumput berkualitas dicampur kentang yang semua bebas pestisida,” kata Eksekutif Wakil Presiden International Arla Foods Amba, Tim Ørting Jørgensen kepada media di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Jumat (1/11/2019).

Bahkan, imbuh dia, kebahagiaan sapi juga menjadi perhatian Arla dengan menjaga kondisi kandang seperti dari segi kebersihan dan luasnya. Sapi-sapi itu juga digembalakan di padang rumput hijau yang luas.

Tim meyakini berbagai upaya tersebut mampu membuat produk organik Arla seperti yoghurt atau keju lebih berkualitas untuk kesehatan.

Produk susu organik yang sudah resmi didistribusikan di Indonesia saat ini adalah Puregrow Organic. Susu pertumbuhan organik ini kaya akan berbagai zat gizi, seperti protein, vitamin, dan mineral untuk pertumbuhan anak.

Rasanya yang alami tanpa penggunaaan gula tambahan juga membebaskan ibu dari rasa khawatir anaknya kecanduan mengonsumsi gula dalam jumlah berlebih.

Selain Puregrow Organic, Arla juga memiliki beragam produk olahan susu berkualitas tinggi di pasaran seperti Arla®, Lurpark®, Castello®, Puck®, dan Arla Baby & Me® Organic.

Dengan asupan makanan organik bergizi, manfaat positif organic parenting jelas akan makin terasa manfaatnya.

Segera mulai konsep organic parenting untuk anak agar pertumbuhannya optimal. Semua orangtua tentu ingin anaknya tumbuh sehat dan kuat, bukan?


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com