Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Peraih Nobel Prediksi Epidemi Covid-19 Akan Cepat Berakhir

Kompas.com - 26/03/2020, 12:51 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber LA Times

KOMPAS.com - Di tengah kabar mencemaskan mengenai wabah virus corona di berbagai negara, masih ada sejumlah kabar yang menenangkan hati kita.

Salah satunya adalah analisis seorang pemenang Nobel dan ahli biofisika Stanford, Michael Levitt, yang memperkirakan peningkatan jumlah kematian terkait kasus Covid-19 akan terus berkurang dari hari ke hari.

Levitt mulai mulai menganalisis jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia pada bulan Januari dan hitungannya dengan tepat menemukan bahwa China akan melalui wabah virus corona terburuknya, jauh sebelum banyak pakar kesehatan memperkirakan.

Saat ini, dia memperkirakan, situasi serupa akan terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara lain di dunia yang terdampak corona.

Jika sejumlah ahli epidemiologi memprediksi akan ada gangguan sosial besar-besaran dan berkepanjangan serta jutaan kematian, analisis Levitt justru berkebalikan dengan skenario mengerikan itu.

"Yang kita butuhkan saat ini adalah mengendalikan kepanikan. Dalam skala besar, kita akan baik-baik saja," katanya, seperti dilansir dari LA Times.

Baca juga: Pemkab Bekasi Lakukan Rapid Test Covid-19 bagi ODP dan PDP Hari Ini

Lalu, data apa yang dianalisis oleh Levitt dari kasus China?

Pada 31 Januari, China mencatat 46 kasus kematian baru karena Covid-19 dan 42 kematian baru sehari sebelumnya.

Meski jumlah kematian meningkat setiap harinya, tetapi tren kenaikan itu perlahan mereda.

Dalam pandangannya, fakta bahwa kasus baru yang sedang diidentifikasi berjalan lebih lambat daripada jumlah kasus baru itu sendiri adalah tanda awal bahwa lintasan wabah telah bergeser.

Levitt mengibaratkan wabah adalah mobil yang melaju di jalan raya terbuka. Meskipun mobil itu masih memiliki kecepatan tertentu, tidak berarti mobil itu mengalami peningkatan kecepatan yang sama besar seperti sebelumnya.

"Ini menunjukkan bahwa tingkat peningkatan jumlah kematian akan melambat pada pekan-pekan mendatang," tulis Levitt dalam sebuah laporan yang dikirim kepada teman-temannya, 1 Februari lalu, yang secara luas dibagikan di media sosial China.

Halaman:
Sumber LA Times
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com