Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/04/2020, 08:19 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Time

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 di Italia masih jauh dari kata usai.

Saat ini, jumlah korban meninggal akibat virus corona di negeri itu mencapai 16.000 orang, di mana lebih dari separuh kematian terjadi di wilayah utara Lombardy.

Namun, tindakan nyata yang dilakukan masyarakat di sana bisa menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam memerangi virus tersebut, termasuk Indonesia.

Salah satunya adalah Roberta Brivio. Psikolog berusia 74 tahun yang berdomisili di Lombardy itu adalah Presiden cabang di Italian Society for Emergency Pschology.

Baca juga: Yang Perlu Diketahui tentang Tingkat Kesembuhan Infeksi Corona

Brivio mengisahkan, ia menerima telepon beberapa kali dalam satu jam selama beberapa minggu.

"Saya bahkan tidak bisa menyempatkan waktu untuk makan," kata Brivio, seperti dilansir  Time.

Awal Maret lalu, usai wabah Covid-19 santer merebak hingga daerah dekat rumahnya, Brivio bersama empat rekannya membuat hotline kesehatan mental gratis.

Hotline itu dibuka bagi penduduk Lombardy yang berjuang mengatasi angka kematian dan menjalani masa isolasi.

Ia pun mulai menerima panggilan telepon. "Banyak orang menghubungi kami dengan kecemasan, kesepian atau ketakutan," katanya.

"Kami melihat banyak orang mengalami kepanikan, terkadang itu terjadi selama panggilan telepon."

Baca juga: Melihat Para Desainer Kondang yang Bantu Perangi Wabah Corona

Pada bulan lalu, layanan hotline ini telah membantu lebih dari 750 warga, kata Brivio.

Kini, ia melakukan koordinasi dengan 200 psikolog profesional yang telah menjangkau relawan. "Saya harus belajar menggunakan Zoom," ujar Brivio.

Ribuan warga Italia juga menemukan cara baru untuk saling memberi bantuan ketika negara itu memasuki minggu kelima penguncian wilayah (lockdown).

Belum lama ini, Italia terpecah belah, dengan sentimen anti-imigrasi dan politisi populis menduduki jajak pendapat.

Namun, pandemi Covid-19 telah menyatukan warga Italia.

"Selalu ada yang mencari musuh, tetapi kami melihat begitu banyak solidaritas," kata Brivio.

"Mari kita berharap agar solidaritas itu tidak berakhir," tegasnya.

Anna Paladino (48), psikolog dan sukarelawan asal Milan mengatakan, dia bergabung dengan hotline karena sadar, sesuatu yang besar dapat terjadi pada kesehatan mental penduduk.

Rata-rata klien Paladino tinggal di zona merah, daerah wabah awal di sisi selatan Milan, yang dekat dengan rumahnya.

"Dalam beberapa keadaan darurat, seperti pesawat jatuh, kita pikir itu bisa saja terjadi pada kita --tetapi kita tidak ada di sana," kata Paladino.

"Pandemi ini berbeda. Ketika orang berbicara tentang bagaimana rasanya terinfeksi atau kehilangan kerabat, itu juga bisa terjadi pada saya."

Karena cerita mengerikan yang mereka dengar, korban pandemi yang emosional bisa memberatkan para sukarelawan, sambung Brivio.

Baca juga: Perjuangan Pink Kalahkan Virus Corona Bersama Anak Umur 3 Tahun

"Hari ini seorang wanita menelepon setelah dia mencoba bunuh diri," kata Brivio.

Halaman:
Baca tentang
Sumber Time
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com