Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Pecinta Traveling Tekan Hasrat Melancong Selama Pandemi

Kompas.com - 08/04/2020, 10:59 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Sumber SCMP

KOMPAS.com - Semua orang yang terpaksa harus berdiam diri di rumah karena pandemi Covid-19 pasti sudah rindu untuk berjalan-jalan ke luar rumah. Namun, jika keinginan untuk traveling itu sangat kuat, kemungkinan Anda mengalami dromomania.

Para ahli psikologi menyebutkan, dromomania adalah keinginan untuk jalan-jalan atau keluyuran yang tidak bisa ditahan. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan adiksi pada traveling.

Keinginan untuk traveling itu memang terpaksa harus ditahan. Kebanyakan negara saat ini menutup perbatasan atau bandara, maskapai penerbangan pun hanya memarkir pesawatnya selama pandemi.

Kita mungkin hanya bisa mengungkapkan keinginan jalan-jalan itu dengan menulis status atau mengunggah foto perjalanan di media sosial.

Tetapi, bagaimanakah para “pecandu traveling” menyesuaikan diri untuk hidup hanya di dalam rumah saja? Bagaimana para influencer atau travel blogger meredam keinginannya untuk melakukan perjalanan ke luar negeri atau luar kota seperti sebelumnya?

Menurut psikolog yang mendalami psikologi perjalanan, Dr.Michael Brein, saat ini ada tendensi dari para pecandu traveling untuk memendam perilaku dan kebiasaannya.

Ia menjelaskan, melakukan perjalanan adalah cara yang paling mudah untuk seseorang mengembangkan rasa percaya dirinya.

“Pecandu traveling adalah mereka yang hidupnya terutama didorong oleh kebutuhan dan selalu ingin merasakan pengalaman dan kegembiraan dari tempat atau pengalaman yang baru,” kata Brein seperti dikutip dari South China Morning Post.

Baca juga: 7 Ikon Dunia yang Tawarkan Virtual Traveling untuk Liburan di Rumah

Di media sosial kita banyak melihat orang yang terus menerus bepergian dari satu kota atau negara lain. Para pelancong ini tak pernah lama diam di rumahnya, selalu berada di perjalanan.

Sementara itu, ketika dunia sedang berperang melawan virus corona dan tidak jelas kapan akan selesai, para pecandu traveling yang mengeluh di media sosial justru tidak menuai simpati warganet.

“Untuk orang-orang yang memang sering bepergian karena kebiasaan, lalu sekarang ini terus mengeluh, pasti warganet akan membungkam mereka. Kita harus tetap tinggal di rumah untuk menyelamatkan nyawa,” kata jurnalis travel dan penulis Lonely Planet, Valerie Stimac.

Beberapa influencer juga mengeluh penghasilan mereka menurun drastis selama wabah ini.

Baca juga: Maskapai Penerbangan Nasional Mulai Rumahkan Karyawan

Menurut Brein, ada perbedaan antara pecandu traveling dengan orang yang senang liburan.

Pecandu traveling ini biasanya memiliki ciri punya rasa takut lebih rendah, berani mengambil risiko, selalu mencari kebaruan, gampang bersosialisasi dan ekstrovert, punya energi tinggi, serta selalu mencari kesenangan atau hedonistik.

Wisatawan berjalan menyusuri sudut Kota Penang pada hari pertama lockdown di Malaysia, Rabu (18/3/2020). Pemerintah Malaysia mengumumkan keputusan melakukan lockdown selama dua pekan untuk memerangi virus corona.AFP/GOH CHAI HIN Wisatawan berjalan menyusuri sudut Kota Penang pada hari pertama lockdown di Malaysia, Rabu (18/3/2020). Pemerintah Malaysia mengumumkan keputusan melakukan lockdown selama dua pekan untuk memerangi virus corona.

Keterampilan baru

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com