Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 12/10/2022, 06:48 WIB
Gading Perkasa,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Selama ini, kita telah mengetahui suhu tubuh manusia normal adalah 37 derajat Celcius.

Angka ini ditentukan pada tahun 1871 oleh dokter asal Jerman, Carl Wunderlich.

Wunderlich menentukan rata-rata suhu tubuh manusia dengan menguji jutaan pasien menggunakan instrumen baru kala itu, termometer.

Namun, sejak saat itu, para peneliti telah mengamati suhu tubuh normal pada setiap orang berbeda-beda, dan tergantung jenis kelamin, usia, dan waktu.

Baca juga: Cara Mengenali Demam Tanpa Termometer

Inilah yang perlu kita ketahui tentang suhu tubuh kita, ketika kondisinya lebih tinggi dari normal, dan bagaimana cara mengatasinya.

Suhu tubuh normal berkisar antara 36 derajat celcius hingga 37 derajat celcius

Tidak ada satu suhu tubuh "normal" yang pasti, dan tergantung pada usia kita, waktu, serta seberapa aktif kita, lebih akurat mendeskripsikan suhu tubuh normal dalam kisaran.

"Temperatur dapat bervariasi antara individu, di mana beberapa anggota keluarga mungkin secara konsisten lebih bersuhu panas daripada yang lain," kata Charles Brantly, MD di Central Health.

"Ini tidak selalu hal buruk. Kisaran normal sebagian besar orang adalah antara 36,1 derajat Celcius - 37,2 derajat Celcius."

Di saat suhu tubuh normal orang dewasa berkisar di angka tersebut, pada anak-anak dan orang tua kisaran angkanya sedikit berbeda.

"Rata-rata, anak-anak cenderung lebih hangat daripada orang dewasa, dan mereka yang berusia di atas 65 tahun bersuhu lebih dingin," kata Brantly.

"Secara umum, hal ini adalah cerminan dari metabolisme yang lebih cepat pada mereka yang berusia lebih muda. Olahraga, status hidrasi, dan pakaian, semuanya akan memengaruhi temperatur badan harian."

Baca juga: Suhu Kantor Ternyata Pengaruhi Kinerja Karyawan

Faktor lain yang dapat memengaruhi suhu tubuh kita

Meski suhu tubuh pada pria dan wanita relatif sama, wanita umumnya memiliki suhu kulit lebih rendah karena persentase lemak tubuh yang lebih tinggi.

Brantly mengatakan, wanita juga dapat memiliki suhu yang bervariasi selama siklus menstruasi bulanan mereka.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com