Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/04/2020, 19:48 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Batuk adalah bagian penting dari sistem pertahanan tubuh, membantu menghilangkan mikroba dan iritasi yang berpotensi membahayakan tubuh.

Meski tampak sepele, melihat anak batuk terus-menerus seringkali membuat orangtua merasa tak tega dan khawatir.

Batuk biasanya datang dalam berbagai jenis, termasuk berdahak dan kering. Batuk berdahak menghasilkan dahak atau lendir. Sedangkan batuk kering, tidak.

Baca juga: 7 Cara Mengatasi Batuk Kering dengan Bahan Alami

Sebagai langkah awal, coba kenali lebih dulu faktor penyebab  batuk kering pada anak, mulai dari flu hingga paparan iritasi. Berikut tujuh penyebab batuk kering pada anak:

1. Infeksi virus

Berbagai infeksi virus saluran pernapasan dapat menyebabkan batuk, karena iritasi dan peradangan pada saluran pernapasan.

Beberapa infeksi yang biasanya disebabkan oleh virus dan dapat menyebabkan batuk kering pada anak-anak termasuk:

- Flu
- Influenza
- Radang paru-paru
- Bronkiolitis

Tergantung pada infeksinya, batuk bisa terdengar serak atau disertai bunyi mengi. Ini juga bisa menjadi lebih buruk di malam hari karena lendir dari hidung mengalir ke tenggorokan, sehingga menyebabkan iritasi.

Tanda-tanda lain bahwa anak mungkin memiliki infeksi virus:

- Demam
- Ingus atau hidung tersumbat
- Bersin
- Sakit kepala
- Sakit dan nyeri tubuh

Tidak seperti infeksi bakteri, infeksi virus tidak memerlukan pengobatan antibiotik. Umumnya pengobatan hanya membutuhkan istirahat lebih banyak dan memenuhi asupan cairan.

Jika anak berusia di atas 6 bulan, dapat diberikan paracetamol untuk membantu meredakan demam dan nyeri tubuh.

Hindari pemberian aspirin, yang dapat menyebabkan sindrom Reye – yang bisa menyebabkan pembengkakan organ hati dan otak pada anak.

Terkadang, batuk dapat bertahan selama beberapa minggu setelah infeksi pernapasan virus. Ini disebut batuk pasca-virus. Ini kemungkinan terjadi karena peradangan yang menetap atau sensitivitas pada saluran pernapasan setelah infeksi.

Tidak ada pengobatan khusus untuk batuk pasca-virus, tetapi tak perlu khawatir karena gejalanya biasanya hilang dengan sendirinya setelah beberapa minggu.

Baca juga: Jangan Panik, Tak Semua Batuk adalah Gejala Infeksi Corona

2. Batuk rejan

Batuk rejan yang juga disebut pertusis, adalah infeksi bakteri menular pada saluran pernapasan. Batuk terjadi karena racun yang diproduksi oleh bakteri, yang merusak saluran pernapasan dan menyebabkan pembengkakan.

Anak-anak dengan pertusis sering kali mengalami batuk yang lama sehingga sulit bernapas. Setelah mereka selesai batuk, mereka akan sering mencoba untuk menarik napas dalam-dalam.

Gejala lain yang bisa muncul pada batuk rejan adalah:

- Demam ringan
- Hidung meler
- Bersin

Batuk rejan bisa menjadi kondisi yang serius, terutama untuk bayi. Penting untuk segera berkonsultasi pada dokter anak dalam kondisi ini.

Sebagai catatan, batuk rejan ini dapat dicegah melalui vaksinasi.

3. Asma

Asma adalah penyakit kronis yang melibatkan peradangan dan penyempitan saluran pernapasan. Konisi ini tentu bisa membuat anak sulit bernapas.

Gejala asma dapat dipicu oleh berbagai hal, termasuk iritasi lingkungan, penyakit pernapasan, atau olahraga.

Batuk yang sering, bisa kering atau berdahak adalah beberapa tanda asma pada anak-anak. Batuk mungkin lebih sering terjadi pada malam hari atau saat bermain. Asma seringkali juga menyebabkan mengi – napas yang berbunyi.

Gejala asma lain yang harus diperhatikan adalah:

- Kesulitan bernapas atau sesak napas
- Napas cepat
- Energi tampak menurun
- Sesak dada atau sakit dada

Jika anak didiagnosis menderita asma, para dokter biasanya akan mengajak orangtua bekerjasama untuk mengembangkan sesuatu yang disebut rencana tindakan asma.

Rencana tindakan asma akan mencakup informasi tentang pemicu asma anak, juga bagaimana dan kapan mereka harus minum obat.

Obat asma akan membantu menurunkan peradangan di saluran pernapasan. Anak yang menderita asma kemungkinan akan memiliki dua jenis obat - satu untuk kontrol asma jangka panjang dan satu untuk menghilangkan gejala asma dengan cepat.

Baca juga: Awas, Anak yang Sering Terpapar Produk Pembersih Berisiko Alami Asma

Halaman:
Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com