Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Pangkas 100.000 Bunga Tulip demi Jaga Jarak Selama Pandemi

Kompas.com - 22/04/2020, 18:45 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Pencinta bunga di Jepang harus menunggu sampai tahun depan untuk menikmati keindahan bunga tulip setelah lebih dari 100.000 batang bunga tulip dipangkas untuk mematuhi aturan jarak sosial, demi membantu mengendalikan virus corona.

Para pejabat di kota Sakura, 50 km sebelah timur Tokyo, memangkas tulip di "Sakura Furusato Hiroba" dan membatalkan festival tulip tahunan untuk mencegah orang-orang berkumpul karena darurat virus corona yang diumumkan pemerintah Jepang pada minggu lalu.

“Banyak pengunjung datang pada akhir pekan ketika bunga-bunga mekar penuh. Itu menjadi pertemuan massal, sehingga kami tidak punya pilihan selain membuat keputusan untuk memotong bunga, ”kata Sakiho Kusano, seorang pejabat pariwisata kota.

Baca juga: Festival Oktoberfest di Jerman Dibatalkan karena Pandemi Virus Corona

Meskipun tidak ada bunga merah muda dan merah yang biasanya menghiasi taman tulip seluas 7.000 meter persegi pada saat ini, taman ini tetap menarik pengunjung.

“Sangat, sangat, sangat disayangkan. Suasana hati saya mereda ketika saya melihat ini, ”kata pengunjung berusia 77 tahun Misako Yonekubo pada hari Rabu.

Bunga-bunga yang dipotong ini, nantinya akan disumbangkan ke taman kanak-kanak.

Selain gemar menikmati keindahan bunga Sakura dengan melakukan hanami, warga Jepang juga sangat menyukai pemandangan hamparan tulip di taman "Sakura Furusato Hiroba”.

Wisatawan yang datang biasanya akan mengabadikan diri di hamparan bunga tulip berwarna merah muda dan merah untuk mengenang keindahannya.

Baca juga: Avigan Favipiravir, Obat Flu Jepang yang Disebut Efektif Hadapi Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com